Lihat ke Halaman Asli

Selepas Ramadan

Diperbarui: 6 Juli 2017   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit malam
Selepas ramadan
Masih adakah gemuruh takbir di dada?
Masih basahkah bibir dengan dzikir?
Masih tersisakah isak melepas kepergianmu?
Sedangkan kita menghabiskan waktu di jalan
Untuk mencari kesenagna
Memuaskan dahaga
Berdesak desakan di tempat penuh sesak dwngan belanjaan
Sungguh malu aku kepadaMu
Yang membiarkan setiap detik, menit,jam, hari, minggu berlalu pada Ramadanmu yang agung
Masih banyak sisa air mata yang tak ku habiskan dalam menghidupkan malammu
Sajadah pun masih utuh karena tak banyak ku bersujud
Lembaran kitab suci masih menunggu untuk kumaknai
Belum lelah bibir ini memujimu dan mengagungkanMu
Begitu pongahnyaa aku
Sedangkan lautan tak kuasa menampung dosa-dosaku
Tapi
Aku tetap berharap lautan ampunanmu lebih luas dari lautan dosaku
Karena aku yakin engkau kaya dengan kasihMu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline