Lihat ke Halaman Asli

Cornelia MariaRadita

Masih Mahasiswa

Milly & Mamet, Konflik Biduk Rumah Tangga dalam Balutan Komedi

Diperbarui: 16 September 2020   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kalian pecinta film? Jika YA, genre film apa saja yang pernah kalian tonton? Mungkin kah Romance? Thriller? Action? atau Sci-Fiction? Tapi tau kah kalian, bahwa pernikahan juga termasuk jenis genre?

Genre pernikahan atau biasa disebut dengan The Wedding Film, tidak serta merta hanya membahas kisah cinta yang berujung pernikahan. Namun, berbagai masalah sosial, politik, budaya, sejarah, ancaman dan aksi heroik pun disertakan di dalamnya. Bahkan akhir cerita dari The Wedding Film belum tentu bahagia.

Genre ini memperlihatkan bagaimana ritual tertentu dalam kehidupan sehari-hari dibentuk oleh doktrin agama, budaya patriarki, konsumerisme, romantisme, dan kepercayaan lainnya (Costanzo, 2014, h. 129).

Point dalam Genre The Wedding Film memperlihatkan mimpi yang diinginkan para gadis untuk mendapatkan pernikahan romantis, yang kerap kali menjadi mimpi buruk ayah gadis karena ayah para gadis mempunyai sudut pandang yang lebih praktis.

Selain itu, tak jarang film pernikahan dibalut dengan komedi romantis, di mana pernikahan dirancang oleh suatu kelompok yang terstruktur untuk mendapatkan posisi yang formal di tengah masyarakat yang beradap. Perlu digarisbawahi bahwa cinta merupakan sensasi, sedangkan pernikahan adalah keputusan (Costanzo, 2014, h. 130-136).

The Weddings Film terkadang berupaya untuk menyampaikan kritik nasional (film Eropa), dan eksplorasi konflik politik serta budaya lokal (Film Timur Tengah). Film Timur Tengah terkadang memperlihatkan adanya beban dari batasan sosial.

mele-5f6236bc097f362f9e4711c2.png

Di Indonesia, terdapat beberapa film yang menggunakan genre Wedding Film ini salah satunya Milly & Mamet (2018).

Milly & Mamet merupakan sekuel film Ada Apa Dengan Cinta, yang dibalut dengan unsur komedi romantis di dalamnya. Film garapan Ernest Prakasa ini mengangkat kisah pernikahan Milly dan Mamet yang nyatanya tidak mudah dan penuh konflik.

Sebelum menikah dengan Mamet, Milly mulanya sudah mempunyai kekasih, namun akhirnya memutuskan untuk berpisah karena sang kekasih yang kurang perhatian. Hingga akhirnya Milly menjalin kasih temannya semasa SMA, dan mereka memantapkan cinta mereka dalam ikatan pernikahan.

Ayah Milly sangat menyangi putri semata wayangnya, dan cenderung protektif pada putrinya. Harapan sang ayah akan kehidupan pernikahan yang layak dan bahagia bagi putrinya begitu besar, hingga memberi tuntutan pada Mamet untuk bekerja di perusahaan Ayah Milly dan nantinya akan menjadi pemimpin.

dc-5f623748d541df15b70a9803.png

msl-5f6237aa097f365d6d332582.png

Film Milly dan Mamet, yang termasuk dalam genre The Wedding Film terlihat dekat dengan adanya budaya patriarki yang identik dengan pengantin Arab di Perbatasan, di mana hanya laki-laki yang terlibat aktif. Pernikahan dianggap sebagai kesepakatan ayah dari mempelai wanita dan calon suami.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline