Lihat ke Halaman Asli

cipto lelono

TERVERIFIKASI

Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menggali Makna Ramadan: Belajarlah dari Ulat, Jangan dari Ular

Diperbarui: 15 April 2021   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://fmekendal.wordpress.com/2012/03/28/perjuangan-kupu-kupu/

Makna Ramadan dapat digali dari proses kehidupan ulat dan ular. Kedua binatang ini sama-sama mengalami proses perubahan bentuk. Hanya saja keduanya mempunyai resonansi berbeda dari perubahan yang dilakukan.

Ulat adalah binatang yang menjijikkan, bulunya bisa menimbulkan dampak gatal. Ketika ulat berubah bentuk menjadi kepompong, rasa jijik dan takut mulai hilang. Setelah menjadi kupu-kupu, semua orang menjadi tertarik. Hal ini menunjukkan bahwa ketika ulat sudah menjadi kupu-kupu terjadi perubahan resonansi dari menjijikkan menjadi menyenangkan.

Sedangkan ular adalah binatang yang berbisa. Kehadirannya di manapun selalu mengundang rasa takut. Kendatipun sudah berubah melalui proses pergantian kulit, kehadirannya juga masih membuat orang lain merasa takut. Sehingga berusaha menjauh.

Ulat dan ular dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk menggali makna puasa Ramadhan yang kita jalani. Sebab intisari puasa yang dijalankan pada bulan Ramadhan agar pelakunya menjadi orang yang bertaqwa. Maka indikasi perubahan ketaqwaan setelah menjalankan puasa yaitu adanya perubahan ucapan, perilaku dan tindakan yang selalu menghadirkan kemanfaatan baik untuk dirinya maupun orang lain.

Profil manusia yang demikianlah yang akan menyebabkan orang lain kagum dan simpati. Ucapanya selalu menyejukkan dan penuh kearifan, melahirkan ucapan yang membuat orang lain tidak tersakiti.  Perilakunya selalu terpuji serta tindakannya selalu menghadirkan kemaslahatan sesama umat manusia.  Inilah proses metamorfosa yang dilakukan oleh manusia melalui puasa Ramadhan, seperti ulat yang bermetamorfosa menjadi kupu-kupu.

Dalam proses metamorfosis, ulat tidak hanya berubah secara pisiknya, namun juga karakteristiknya. Sedangkan ular, proses perubahannya hanya pisiknya saja (dari kulit lama menjadi baru). Karakteristik ular sebagai binatang berbisa, tidak bisa berubah. Maka banyak orang yang ingin menghindari dari bahaya bisanya.

Semoga kita bisa menjadikan puasa Ramadan sebagai proses metamorfosis ucapan, perilaku dan tindakan menuju perubahan yang selalu berlandaskan pada nilai-nilai ketaqwaan yang substansial, bukan ketaqwaan retotika dan basa basi semata. Mohon maaf apabila ada tutur kata yang berkenan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline