Lihat ke Halaman Asli

Chaerul Sabara

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Menjemput Hikmah Ramadhan Menjadi Orang Bertakwa

Diperbarui: 1 April 2023   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Republika/yogi ardhi

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan dengan segala kemuliaan di dalamnya. Sejatinya umat muslim wajib menantikannya dan menyambutnya dengan kegembiraan, telah datang bulan yang di dalamnya ada rahmat, maghfirah dan pengampunan.

Bulan Ramadhan dengan kewajiban berpuasa serta amalan-amalan lainnya yang dilipatgandakan pahalanya secara lahiriah memang adalah ibadah individual, namun keberkahannya tidak saja dinikmati oleh pribadi yang melaksanakannya akan tetapi keberkahannya seyogianya menjadi rahmatan lil alamin.

Yah, jika umat muslim berpuasa dengan iman dan bersungguh-sungguh mengharap ridho illahi agar menjadi insan takwa, maka hasil akhir dari puasa yang dilakukan adalah rahmatan bagi diri sendiri, keluarga, orang lain dan lingkungan sekitar kita, bahkan lebih jauh lagi bagi seluruh kehidupan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah berpuasa di bulan Ramadhan terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 183 yang artinya:

" Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"

Dari sini kita bisa paham bahwa landasan puasa itu adalah iman, karena yang diseru adalah "wahai orang-orang yang beriman" dan bagi mereka yang beriman ini bukan hanya diwajibkan berpuasa saja tetapi ditambahkan agar menjadi orang yang bertakwa.

Bagaimanakah orang yang bertakwa itu?. Takwa sendiri itu dapat didefinisikan dengan mengerjakan apa yang diperintah oleh Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT dengan sepenuh hati, sehingga dengan demikian orang yang bertakwa itu adalah orang yang benar-benar baik. Baik di sisi Allah SWT dan baik pula di mata sesama manusia.

Segala perintah Allah itu pastilah kebaikan dan menghasilkan kebaikan pula, dan segala larangan Allah adalah sesuatu yang buruk dan menghasilkan sesuatu yang buruk pula. Jika seseorang hanya melakukan kebaikan saja dan terjaga dari segala keburukan, maka orang tersebut adalah rahmatan bagi orang-orang dan juga rahmatan bagi mahluk dan alam sekitarnya.

Nah, disini coba sejenak kita mengintrospeksi, apakah kita telah melaksanakan puasa serta mengisi kemuliaan Ramadhan dengan sungguh-sungguh untuk menuju predikat "tattaqun" alias orang yang bertakwa. Betapa banyak orang-orang yang hanya mendapatkan dahaga dan lapar semata dari puasanya. Dan betapa banyak orang-orang yang memandang Ramadhan hanyalah sebagai rutinitas tahunan semata.

Segala bentuk ibadah kualitasnya itu ditentukan oleh diri sendiri, sebagaimana ibadah di bulan Ramadhan bagaimana kualitas puasa, kualitas tadarus Al-Qur'an, kualitas qiyamullail, kualitas sedekah dan kualitas ibadah-ibadah di bulan Ramadhan lainnya bergantung pada individu yang menjalankannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline