Lihat ke Halaman Asli

Chaerul Sabara

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Prosa Hari Tani Nasional: Tiba-tiba Aku Teringat

Diperbarui: 24 September 2021   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: mancode.id

Tiba-tiba aku teringat akan rencana pembukaan lahan satu juta hektar yang sampai saat ini masih berkutat di tahapan brainstorming. Bagaimana mereka beradu pendapat tentang lahan gambut atau hutan. 

Mereka yang setuju dengan lahan gambut jadi areal baru pertanian selalu menggebu-gebu untuk hal yang kuanggap absurd dan memang gagal itu.

Tiba-tiba aku teringat panen-panen para petani, beberapa kuintal padi, beberapa karung cabe dan tomat serta kumpulan sayuran yang telah berpindah tangan jauh sebelum panen dilakukan, berpindah ke tangan tengkulak yang selalu saja pandai menyiasati kebutuhan petani. 

Mereka yang tidak pernah menaruh peduli pada masa paceklik atau tidak.

Tiba-tiba aku teringat berita-berita yang aku sebut sebuah ironi, dimana hasil jerih payah para petani selama berbulan-bulan, harus hancur oleh hama, oleh banjir, oleh kekeringan atau oleh harga yang anjlok. 

Sementara para penentu kebijakan berpura-pura peduli tapi menutup mata terhadap serbuan produk asing yang bebas melenggang lenggok memenuhi etalase pusat-pusat perbelanjaan dan bahkan pasar-pasar tradisional.

Tiba-tiba aku teringat pertanyaan usang dari para petani. 

Setelah bertahun-tahun pertanyaan yang sama dengan jawaban yang selalu klise. Kapan kita swasembada, merdeka dengan produksi sendiri, menjadi raja di negeri sendiri.? 

Petani hanya pelakon yang dilenakan dalam yel-yel sang pemandu sorak, yang meneriakkan keberhasilan di atas kertas, yang melenakan dengan retorika penuh tipu-tipu.

Tiba-tiba aku ingin menyapa sahabat petaniku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline