Lihat ke Halaman Asli

Christie Damayanti

TERVERIFIKASI

Just a survivor

Sistem "Transportasi Berkelanjutan" Berwawasan Lingkungan, Mungkinkah?

Diperbarui: 1 Desember 2016   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.earthtimes.edu

By Christie Damayanti

Sebelumnya :

Antara Gengsi dan ‘Kebutuhan’

Antara Gengsi dan ‘Kebutuhan’, memicu pemerintah dan konseptor perkotaan memikirkan tentang sebuah cara untuk memecahkan masalah ini. Tidak mudah untuk menyelesaikannya. Dibutuhkan waktu yang cukup lama dan dibutuhkan kesadaran yang luar biasa untuk mereka bisa sadar dan peduli dengan hidup mereka sendiri.

Transportasi memang sangat dibutuhkan. Terutama bagi warga kota yang hidup di perkotaan yang besar, khususnya di Jakarta. Transportasi itu ibarat sebuah alat yang harus kita punya, untuk berpindah. Bahkan jika hanya berjalanpun dibutuhkan transportasi dengan kaki-kaki sendiri.

Ketika transportasi memang sangat dibutuhkan, sekarang pertanyaannya adalah,

“Bagaimana merancang system transportasi, yang tidak menjadikan dampak negative bagi warga kota?”

Ah … memang bisa?

Selama kita hidup, atau lebih tepatnya, selama kita tinggal di Jakarta ini, kita akan terus membutuhkan system transportasi. Mulai dengan berjalan kaki dengan kaki sendiri, atau bersepeda untuk hanya sekedar berjalan2, atau dengan motor bahkan dengan mobil, kereta api, kapal dan pesawat. Semua manusia selalu mobile,dan bergerak. Sehingga, dari bangun tidur sampai tidur lagi, kita membutuhkan ‘transportasi yang berkelanjutan’ (sustainable transportation).

Dan transportasi yang berkelanjutan ini HARUS MEMPUNYAI KRITERIA2 TERTENTU UNTUK TIDAK BERDAMPAK NEGATIF

Bagaimana bisa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline