Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

{G5} Cara Engkau Mengabadikan yang Retak, Gaganawati

Diperbarui: 7 Mei 2016   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Gaganawati Stegmann

Deargana,

Seperti yang kau dan kita tahu, Kompasiana tak ubahnya kampung besar. Siapa saja dari berbagai penjuru mata angin bisa berinteraksi. Bertemu rupa lewat sapa dan kata.

Perjumpaan dijalin dengan bertukar pengalaman. Pun debat, dan saling serang dengan gagasan dan pandangan berbeda. Menyangkut beragam hal, yang kadang tak diduga dan disangka-sangka. Sharingdan connecting,seperti semboyan blog keroyokan ini, melebur dan berkelindan. Akhirnya, menyatukan kita.

Tak heran bila kemudian saya bertemu denganmu, Gaganawati Stegmann. Entah, perjumpaan ini lebih sebagai sebuah kebetulan? Bisa jadi.  Bila bukan karena lima tahun-mu ini, maka cerita antara kita kan berbeda.

Bisa jadi, kita tak lebih dari penghuni kampung yang asing. Berjumpa secara kebetulan dalam arus kesibukan Kompasiana yang tinggi saban hari. Bisa jadi, antara kau dan aku sekadar angka dalam daftar panjang penghuni kampung besar ini.

Momentum lima tahun-mu hampir saja lewat bila saja aku tak bertumbukkan dengan gambar tumpeng kuning yang menggoda, dengan judul kecil yang memikat. My 5th Anniversary; Ikut Give Away, yuk!. Sejak itu, kisah ini pun berubah.

Membuka kisahmu, aku tersentak. Riwayatmu jauh berbeda dari pemahamanku sebelumnya tentang para perantau. Walau aku juga berstatus yang sama, pengembaraanmu jauh lebih jauh. Engkau melintasi negara dan benua. Menyapu jarak budaya yang jauh, antara Timur dan Barat.

Dalam kesendirianmu di sana, di dalam ruang dengan segala isi sosial, budaya, dan politik yang berbeda, engkau tetap tegar tengkuk pada prinsipmu sendiri. Berbeda dengan anggapan umum, yang sempat membuatmu galau, engkau tetap yakin dengan pilihanmu. Pilihan bebas yang membuatmu tak terbebani ketika dimintai pertanggungjawaban.

Engkau setia dengan pekerjaan rumah, walau tekad berkarir sudah kau tanam dalam-dalam. Menjadi istri bagi seorang Jerman dan ibu dari buah cinta kalian, engkau tunai dengan hati riang dan kesetiaan yang utuh.

Namun, pilihan bebasmu itu tak membuatmu kehilangan semangat. Apalagi mematikan gairah kreatifmu. Sama sekali tak seperti yang dicemaskan banyak orang seperti yang pernah kau sebut: desperate housewife.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline