Lihat ke Halaman Asli

Andi Baso Manguntungi

Dosen di Universitas Sulawesi Barat

Sebuah Catatan: Mari Menutup Buku "Mikroba, Kekayaan Hayati yang Terlupakan"

Diperbarui: 17 Mei 2022   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Apakah anda pernah membaca sebuah tulisan yang bertemakan "Mikroba, kekayaan hayati yang terlupakan"?? Tepat adanya, tapi kali ini saya tidak akan membahas masalah "Terlupakan, karena kata kids jaman now terlupakan itu "sakit". 

Akan tetapi kali ini kita akan sedikit mengulas tentang "Mikroba, Peradaban dan Masa depan Manusia" . Mungkin terdengar begitu aneh, akan tetapi sangat memprihatinkan, bahwa sesuatu yang semestinya sangat bermanfaat bagi kita untuk segala aspek kehidupan malah terabaikan. 

Anda mungkin akan kaget ketika mendengar bahwa beberapa struktur bawah laut yang menarik dan mengagumkan yang baru-baru ini ditemukan di pulau Zakynthos di Yunani, bukanlah bagian dari kota Atlantis yang hilang. 

Strukturnya yang menyerupai barisan tiang batu dan dasar kolom yang tersusun begitu indahnya, memiliki asal yang sama menariknya. 

Gugusan bangunan yang tertata rapi tersebut sebenarnya dibangun oleh mikroba yang berkumpul membentuk semen alami (sedimen) yang kemudian dikenal sebagai biofilm. 

Formasi yang nampak indah ini sebenarnya adalah sebuah ''Kecelakaan'', yang dipahat oleh arsitektur interaksi mikroorganisme dengan lingkungan fisik dan kimia mikroba yang ada. Tahukah kita bahwa seyogyanya ini adalah sebuah "kota" yang megah dengan segala peradaban yang mereka lakoni??

Pertanyaannya kemudian, bisakah kita mempekerjakan bakteri untuk membuatkan kota yang megah buat kita, ketika alam tak lagi bersahabat dimana kayu, bahan semen sudah habis ditelan oleh rakusnya zaman?? Kembali lagi ke kisah "Mikroba, kekayaan hayati yang terlupakan". 

Baiklah tidak usah terlalu jauh menerawang ke Yunani sana, "Bangunan bakteri"sebenarnya lebih umum daripada yang mungkin kita pikirkan. Jika kita menggosok lidah di bagian belakang gigi dan menemukan titik kasar antara gigi dan gigi higienis. 

Kita mungkin saja merenungkan fakta bahwa kita memiliki kota yang berkembang di gigi kita. Patch kasar, yang dikenal lebih umum sebagai plakat, adalah biofilm yang dibangun oleh bakteri yang hidup di mulut kita. Sunggu hal yang menakjubkan bukan??  

Sistem seperti ini mungkin saja merupakan jalan ke masa depan meski kita harus mulai menyusuri nya dari jalan setapak. Dengan munculnya biologi sintetis, kita telah dapat mengidentifikasi gen pada bakteri tertentu yang mengaktifkan respons terhadap tekanan dan cekaman, kemudian dari serangkaian jalur metabolisme membentuk suatu pertahanan "Biofilm, kota dari bakteri yang terlupakan". 

Kita kemudian bisa menggunakan rekayasa genetik untuk merancang bakteri yang bisa bertahan dalam kondisi tertekan dengan hasil usaha yang bisa kita manfaatkan menjadi sebuah kota masa depan "Umat Manusia". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline