Lihat ke Halaman Asli

Yos Mo

TERVERIFIKASI

Sports, Music, Technology Expert

Keteguhan Membangun Batu Ruyud, Prasasti Literasi di Kawasan Perbatasan Krayan Kalimantan Utara

Diperbarui: 5 Maret 2024   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pegiat literasi membangun Batu Ruyud di Krayan/ sumber: Instagram @Krayan_Indonesia

Dengan mudah membuat dan melihat konten media sosial adalah hal lumrah di kota-kota besar Indonesia, khususnya di kawasan Pulau Jawa, karena berlimpahnya ketersediaan akses internet. Tapi, akses internet adalah kemewahan di daerah-daerah pelosok luar Pulau Jawa, termasuk pula di kawasan perbatasan negara.

Masyarakat di daerah pelosok Indonesia juga sering menghadapi kendala infrastruktur jalan yang tidak memadai. Banyak orang di kawasan pedalaman yang harus berjalan kaki menyusuri sungai untuk mencapai tempat lain karena ketiadaan jembatan penyeberangan.


Membuat berbagai sendi kehidupan masyarakat daerah pelosok penuh dengan keterbatasan untuk mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan logistik.

Salah satu kawasan di pelosok yang sejak Indonesia merdeka menghadapi kendala besar untuk maju karena keterbatasan infrastruktur adalah Krayan, salah satu daerah di provinsi Kalimantan Utara yang berdekatan dengan negara tetangga, Malaysia.

Krayan dan sekitarnya hanya bisa diakses melalui penerbangan perintis yang menggunakan pesawat udara berukuran kecil. Masyarakat Krayan sejak dulu harus antre tiket penerbangan kurang lebih dua minggu untuk keluar masuk dari tempat itu.

pesawat perintis, transportasi umum masyarakat Krayan/ sumber: Instagram @Krayan_Indonesia

Warga luar harus menggunakan jalur udara jika ingin menjangkau wilayah Krayan yang memiliki lima kecamatan dan berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia.

Mantan Ketua Adat Dayak Lundayeh di Krayan, Yagung Bangau (74), pada tahun 2013 pernah mengancam akan memindahkan patok tapal batas RI, sehingga mengeluarkan Krayan dari wilayah Indonesia.

"Bukan kami mau jadi bagian dari Malaysia. Namun, biarkan kami tetap begini saja, hidup di luar Indonesia, kalau tidak juga ada perhatian dari pemerintah," ujar Yagung Bangau dilansir oleh KOMPAS.

Hidup tidak mudah di pedalaman nan terpencil Kalimantan pernah dirasakan oleh awak Kompas.com dalam ekeplorasi wilayah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, pada tahun 2014.

Reporter Kompas.com Fabian Kuwado, fotografer Fikria Hidayat dan Kristianto Purnomo, tidak berkutik sewaktu di pedalaman. Tidak bisa mengirim materi liputan ke kantor lantaran tiadanya jaringan internet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline