Lihat ke Halaman Asli

Kursiku Menghilang..

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Cerita ini tentang aku, sahabatku disertai dengan keisengan kami.

Kita membutuhkan kursi untuk duduk bukan? Lalu bagaimana jika setiap akan duduk kursi anda tiba-tiba hilang?

Mungkin ini yang dirasakan oleh rekan kerjaku, sebut saja nunung, Karena dia tidak memiliki meja sendiri dia selalu meminjam meja di sebelah meja kerjaku. Dan karena di meja itu tidak disediakan kursi nunung selalu membawa kursi dari plastik ( seperti di warung bakso ) dan ditaruh disitu. Kalau dia akan membuat laporan dia selalu duduk di kursi itu.

Awalnya dia hanya menulis di situ aku masih diam karena itu tidak mengganggu aku, tapi lama kelamaan dia membawa semua arsip-arsip dia di meja itu. Lalu pemilik meja selalu marah-marah setiap nunung pergi. Mulailah aku merasa terganggu. Lalu aku menceritakan itu kepada rekan kerjaku sebut saja dika,, hemmmm muncullah ide itu.

Setiap nunung menaruh kursi, dan dia pergi, maka dika segera mengambil kursi dan di taruh di pojok ruangan. Di tutup dengan karton-karton sehingga tidak kelihatan.

Ketika nunung kembali dia mencari kursinya dan bertanya padaku “ Yan, dimana kursi ku? Siapa yang ambil? “

Aku jawab “Ga tahu mbak, tadi aku barusan ke toilet.”

Nunung pun mengambil kursi yang lain lagi, sambil marah-marah.

Kejadian itu berulang berkali-kali dan ketika aku dan Dika menghitung jumlah kursi yang ada di pojok ruangan ada 8 kursi. Maka kami pun tertawa terbahak-bahak.

Lalu suatu hari akan ada tamu penting yang mengunjungi tempat kerjaku sehingga semua ruangan harus di bersihkan. Dengan cepat aku memanggil Dika dan menyuruhnya untuk memindahkan kursi tersebut. Agar tidak ketahuan oleh Nunung.

Sampai sekarang keisengan kami masih berlanjut, Nilai Skor 8 ( kami hitung sesuai jumlah kursi) karena kursinya sudah di pindahkan harus di mulai lagi dari 0. Dan sudah mendapat Skor 1 dan tak tahu sampai berapakah nanti skor yang akan kami dapatkan.

Maafkan kami Nunung, kami hanya bercanda saja. Sampai nanti kamu sendiri yang menyadarinya. Sekali lagi maaf.

Cerita ini tentang aku, sahabatku disertai dengan keisengan kami.

Kita membutuhkan kursi untuk duduk bukan? Lalu bagaimana jika setiap akan duduk kursi anda tiba-tiba hilang?

Mungkin ini yang dirasakan oleh rekan kerjaku, sebut saja nunung, Karena dia tidak memiliki meja sendiri dia selalu meminjam meja di sebelah meja kerjaku. Dan karena di meja itu tidak disediakan kursi nunung selalu membawa kursi dari plastik ( seperti di warung bakso ) dan ditaruh disitu. Kalau dia akan membuat laporan dia selalu duduk di kursi itu.

Awalnya dia hanya menulis di situ aku masih diam karena itu tidak mengganggu aku, tapi lama kelamaan dia membawa semua arsip-arsip dia di meja itu. Lalu pemilik meja selalu marah-marah setiap nunung pergi. Mulailah aku merasa terganggu. Lalu aku menceritakan itu kepada rekan kerjaku sebut saja dika,, hemmmm muncullah ide itu.

Setiap nunung menaruh kursi, dan dia pergi, maka dika segera mengambil kursi dan di taruh di pojok ruangan. Di tutup dengan karton-karton sehingga tidak kelihatan.

Ketika nunung kembali dia mencari kursinya dan bertanya padaku “ Yan, dimana kursi ku? Siapa yang ambil? “

Aku jawab “Ga tahu mbak, tadi aku barusan ke toilet.”

Nunung pun mengambil kursi yang lain lagi, sambil marah-marah.

Kejadian itu berulang berkali-kali dan ketika aku dan Dika menghitung jumlah kursi yang ada di pojok ruangan ada 8 kursi. Maka kami pun tertawa terbahak-bahak.

Lalu suatu hari akan ada tamu penting yang mengunjungi tempat kerjaku sehingga semua ruangan harus di bersihkan. Dengan cepat aku memanggil Dika dan menyuruhnya untuk memindahkan kursi tersebut. Agar tidak ketahuan oleh Nunung.

Sampai sekarang keisengan kami masih berlanjut, Nilai Skor 8 ( kami hitung sesuai jumlah kursi) karena kursinya sudah di pindahkan harus di mulai lagi dari 0. Dan sudah mendapat Skor 1 dan tak tahu sampai berapakah nanti skor yang akan kami dapatkan.

Maafkan kami Nunung, kami hanya bercanda saja. Sampai nanti kamu sendiri yang menyadarinya. Sekali lagi maaf.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline