Lihat ke Halaman Asli

Rozaqul Anam

Freelancer Properti Puisi

Puisi | Untuk Saudaraku, Papua

Diperbarui: 10 September 2019   16:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

UNTUK PAPUA

Aku heran,
Kenapa asing dengan bangsa sendiri?
Padahal tanahmu tempat pertama
mentari terbit menunaikan janji.

Aku bingung,
Kenapa seteguh itu kau bertahan?
Sejuta nasionalis kami tak mampu
menandingi soerang anak yang bahkan listrik pun tak pernah ia rasakan.

Papua, Kau tak pernah menuntut kaya raya meski dibesarkan
di atas hamparan emas.
Kau tak pernah menuntut ganti rugi
meski bertahun-tahun rumahmu tak diterangi cahaya lampu LED.

Papua, hanya menuntut setara
tanpa penindasan dan pengucilan oleh kita
yang sibuk dengan urusan dunia
daripada memikirkan saudara.

Papua, ku harap kau tetap percaya
Bhineka Tunggal Ika
yang dirumuskan orang tua kita
secara bersama.
Dariku,
yang memandangmu dengan mata hati.

Malang, 20 Agustus 2019

Puisi ini saya tulis usai membaca berita dari kanal media sosial dan portal online tentang gesekan yang terjadi di Surabaya.

Kolonialisme tidak melulu tentang belanda, kadang ia menjelma jadi diri kita.

Salam hangat,

R. Anam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline