Lihat ke Halaman Asli

Suatu Hari di Bulan Mei

Diperbarui: 10 Februari 2018   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Suatu hari dibulan Mei,saat aku berjalan melewati jalan setapak ditempat ini, diantara gerimis hujan yang seharusnya tak turun lagi...Aku terpaku melihatmu berdiri, memandang wajahku dari balik kacamatamu dan menunduk saat aku balik menatapmu. Mungkin kita hanya punya kesempatan satu kali ini untuk menyusuri jalan setapak ini bersama...rasanya tak mungkin untuk saat ini...tapi entah dimasa nanti.

"Kapan-kapan yang ngak tahu kapan."kataku untuk kesekian kali mungkin membuatmu bosan mendengarnya seperti tak ada jawaban yang lebih baik dari ini, memang hanya punya jawaban ini.

"Jangan pernah dipikirkan tapi cukup dirasakan."kataku lagi.

Aku tahu tak pernah bisa memberikan jawaban yang pasti sekalipun hanya  sepotong kata yang bisa melegakan hati,memang hanya punya jawaban ini seperti bintang yang terlalu jauh untuk diraih atau pelangi yang hanya bisa tampak sesekal isekalipun semua tampak indah namun sulit untuk dimiliki.

Suatu hari di bulan Mei,saat aku membayangkan kamu lagi dalam lukisan yang kubuat di pagi tadi,menciptakan sosok yang gagah dalam guratan warna cat yang disapu dengan sebuah kuas...sangat indah...dan memukau...melihatmu berdiri dan memandang gerimis, membawa seikat mawar putih yang mungkin ingin kau persembahan untuk aku yang duduk menanti....sekalipun nyatanya tak mungkin untuk saat ini...tapi entah diesok hari.

"Mengapa tak sedari dulu?kalau bisa bertemu dan merasa sedekat ini?"katamu setengah protes.

"Mungkin kita perlu mesin waktu,yang akan membawa ke saat dulu,saat banyak waktu dan kesempatan untuk merangkai cerita indah bersama dalam situasi yang tak terbatas,dalam kecupan hangat yang selalu ingin diulang,dalam dekapan yang tak ingin dilepas...tak bisa nyata untuk sekarang...tapi entah dimasa depan."

    Kucari berbagai cara untuk menemukan sebuah mesin waktu walau harus bersusah payah untuk menemukannya dan harga yg selangit untuk mendapatkannya.Kalau hari ini aku bisa ada di sini bersiap-siap untuk berpetualang dengan mesin waktu, berharap bertemu lagi denganmu dan membuat cerita baru yang mungkin akan membuat hidupku lebih baik dari hari ini, membuat kekosongan ini terisi dan kesepian tak lagi menjadi penghuni hati,karna selalu ada kamu, yang mengobarkan hasrat untuk bersama dalam pelukan yang tak pernah habis atau menyentuh bibirmu yang lembut dan membawanya dalam irama yang semakin cepat yang membuatku tak ingin berhenti melumatnya...aku ingin merasakannya saat ini ,walau harus menemuimu dimasa lalu akan kucoba, sekalipun dengan sebuah harga yang harus dibayar dengan sangat mahal...hidupku sendiri.

"Program ini sangat aman,tapi tetap ada kemungkinan gagal."profesor itu mengingatkan.

Aku harus menandatangani surat di atas materai bahwa tidak akan menuntut apapun kalau sampai program ini gagal.Aku menurut saja tak ingin terlalu lama berpikir yang akan membuatku semakin kuatir. Aku harus kembali ke masa lalu untuk bertemu denganmu.

Suatu hari dibulan Mei,aku siap masuk ke dalam ruang kaca itu,memakai jaket,sepatu boot dan helm berwarna putih menunggu dengan berdebar saat bersiap mengarungi waktu dengan mesin ini. Mataku hanya tertuju pada jari-jari profesor itu, dalam hitungan yang ketiga aku akan pindah ke satu masa. Terasa seperti ditarik kepusaran waktu. Mungkin membuatku mual bahkan takut yang luar biasa karena berada di pusaran waktu sendirian...ternyata...berhasil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline