Lihat ke Halaman Asli

Carlos Nemesis

live curious

Bergerak dalam Jarak

Diperbarui: 15 Mei 2020   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokumentasi pribadi, suasana di depan FX Sudirman

Pada hari ke-55 akhirnya saya memutuskan keluar dari rumah setelah mengisolasi diri sekian lamanya. Bukan untuk bekerja, karena saya masih beruntung bisa work from home, ataupun bukan untuk berbelanja karena saya bisa memesannya secara online. Tetapi untuk menyegarkan pikiran dan jiwa saya agar tetap sehat dan terkendali.

Hari Sabtu 10 Mei lalu saya mengambil sepeda lipat saya, debu-debu yang menumpuk saya bersihkan karena sudah lama tidak digunakan. Tidak lupa memompa ban yang sudah kempes karena dibiarkan begitu saja. 

Saya mengayuh sepeda saya dari daerah Pasar Baru menuju daerah Thamrin-Sudirman. Perasaan untuk bisa berada di luar sangat melegakkan dan menyengarkan.

sumber: https://prospect.org/

Awalnya agak sulit karena badan ini sudah lama tidak melakukan latihan kardio, namun akhirnya terbiasa juga. Kendaraan yang berlalu lalang terhitung sepi sehingga membuat bersepeda lebih menyenangkan.

Ketika saya melewati Bundaran HI ada pengecekkan kendaraan apakah sudah mengikuti PSBB oleh petugas kepolisian, untungnya saya sebagai pengguna sepeda dihiraukan sehingga bisa terus mengayuh. 

Di luar dugaan saya, ternyata banyak pesepeda yang juga berlalu lalang di sepanjang sudirmaan-thamrin. Mulai dari pesepeda profesional yang melaju kencang, sampai seorang bapak dan anaknya yang juga turut bersepeda. 

Kondisi ini menyadarkan saya bahwa banyak juga orang-orang yang memutuskan untuk menyegarkan diri dan berolahraga dengan menggunakan sepeda. 

Ketika saya berpapasan dengan pesepeda lain pun kami tetap menjaga jarak sambil membunyikan lonceng "kring" "kring" sebagai sebuah sapaan antar satu sama lain.

Manusia Bukan Hanya Mahluk Sosial tetapi Juga Mahluk Kontekstual
Sehari setelah bersepeda mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap kestabilan diri saya. Kita tahu sendiri bahwa salah satu dampak PSBB adalah dampak terhadap kesehatan mental seseorang karena kebutuhan interaksi sosial nya yang berkurang. 

Walaupun terdapat alternatif dengan  media sosial bisa membantu, nyatanya tidak selamanya melegakkan. Terdapat temuan bahwa penggunaan video call dalam berkomunikasi menimbulkan kelelahan dan kekosongan. 

Disebabkan karena otak kita harus berusaha lebih untuk mengerti pesan yang disampaikan lawan bicara dengan perantara teknologi, dan seringkali terdapat miskonsepsi dan berujung kepada kecemasan. [1]

Lebih parahnya lagi, isolasi di dalam rumah menjadi salah satu faktor pemicu meningkatnya kasus KDRT di seluruh dunia. Di Perancis, Spanyol, dan Australia saja setidaknya terdapat peningkatan kasus KDRT sebanyak 40%. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline