Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Radikalisme di Balik Harmoni Ekosistem

Diperbarui: 22 Agustus 2021   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Javier Virues-Ortega/Unsplash

"Dan Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Ar-Rahman. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?"-- (QS. Al-Mulk: 2-3)

Lihatlah ekosistem hutan. Ada harimau yang ditugaskan memakan hewan lain. Sementara hewan lain itu ditugaskan memakan vegetasi. 

Apakah kita bisa menilai secara parsial bahwa harimau itu kejam? 

Tidak, sebab harimau berguna untuk menjaga keseimbangan jumlah hewan pemakan vegetasi agar tidak kehabisan makanan.

Jadi kita tidak bisa memotret obyek secara mikro, lalu kita berikan stigma kejam. Tapi yang benar, kita harus meletakkan hal mikro itu dalam timbangan makro, agar kita bisa bijaksana, ternyata jika dilihat secara makro "kejam secara mikro" itu sejatinya "bijaksana secara makro".

Inilah yang kerap menjadi pangkal persoalan perdebatan soal stigma radikal atau intoleran. Stigma ini selalu dibingkai pandangan mikro, sengaja dilepaskan dari timbangan makro. 

Akibatnya, setiap tindakan yang sejatinya biasa dalam kehidupan makhluk, menjadi tampak menakutkan karena diberi stigma radikal dan intoleran.

Mari kita buat ilustrasi. 

Katak melakukan rutinitas hariannya, berburu binatang kecil seperti serangga untuk disantap. Jika ia tak melakukannya, ia kelaparan dan mati. 

Jika kamera sengaja diarahkan pada peristiwa katak melahap serangga, apalagi dengan zoom yang sangat jelas, lalu hasil fotonya diberi caption: Katak radikal dan intoleran, barbar kepada serangga, pembaca akan terbawa opini itu, bahwa katak adalah hewan radikal, intoleran dan barbar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline