Lihat ke Halaman Asli

Hamdani

TERVERIFIKASI

Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Pisang Sale Aceh Kini Menjangkau Negeri, Mengangkat Gengsi UMKM

Diperbarui: 15 November 2018   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pisang Sale khas Aceh Besar/dokumentasi pribadi

Berawal dari melihat pisang sale yang beredar dipasar dengan tampilan kuno dan tidak pernah berubah sejak dulu. Menggugah hati Anggun Kasturi (22 tahun), untuk mencari ide bagaimana caranya untuk mengubah produk pisang sale menjadi lebih berkelas dan memiliki daya pasar yang lebih luas.

Memang, pisang sale salah satu produk yang sudah akrab dengan masyarakat Aceh. Pisang yang telah diasapi ini dan memiliki rasa legit manis tersebut telah ada sejak tempo dulu bahkan menjadi oleh-oleh khas bagi orang Aceh yang berpergian kemana saja.

Kegemaran masyarakat Aceh terhadap pisang sale karena rasanya yang manis, harumnya, dan mengkonsumsinya tidak menggaggu kesehatan bahkan menjadi lebih sehat. Kenapa? Sebab pisang sale tidak mengandung bahan pengawet, tidak memiliki zat pewarna yang berbahaya, dan yang lebih penting adalah termasuk bagian dari produk pangan.

Sentra-sentra produksi pisang sale tersebar di beberapa kawasan. Namun sentra produksi yang sudah dikenal masyarakat adalah di Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara, tepatnya di Lhok Nibong dan Panton Labu. Dua daerah tersebut sudah menjadi ikon produk pisang sale.

Banyak perajin pisang sale yang menggantungkan harapan hidup mereka pada produk tersebut. Bahkan hampir seluruh biaya hidup mereka diperoleh dari usaha pisang sale. Sehingga kabupaten ini pun menghasilkan banyak pelaku usaha UMKM bidang produksi, dan penjualan pisang sale.

Hingga kini berdasarkan data yang saya peroleh dari dinas industri dan perdagangan, UMKM Kabupaten Aceh Utara terdapat 203 UMKM yang fokus berusaha pada komoditas pisang sale, mulai dari penjual pisang, pengolah, sampai penjual. Ada yang sebagian hanya khusus dalam perdagangan saja.

Usaha yang mereka jalankan tergolong sudah turun temurun. Sehingga dalam konteks kekinian, hampir tidak ada inovasi pada usaha pisang sale, baik pada alat produks, kemasan, dan upaya pemasaran masih dilakukan dengan cara-cara lama dan tradisonal. Jangkauannya pun terbatas pada pasar lokal dan daerah.

Inilah awal Anggun Kasturi merasa terpanggil untuk menjadikan oleh-oleh khas lokal tersebut agar lebih dikenal sampai ke pelosok negeri. Berkat usaha kerasnya, kini pisang sale pun sudah dikenal secara nasional. Produknya kini sudah dinikmati dan sangat disukai pula oleh masyarakat Indonesia hingga ke luar negeri, seperti Brunei Darussalam dan Malaysia.

Tidak hanya itu, karena kesungguhannya mengembangkan produk lokal menjadi lebih modern di pasar, Anggun Kasturi pernah diundang dalam sebuah acara televisi swasta nasional yang hostnya Andy F. Noya beberapa bulan lalu. Dan itu membuat dia sangat surprise.

Anggun Kasturi (22 tahun), sedang berbagi ilmu dan pengalamannya dalam merintis usaha pisang sale di rumahnya di Kawasan Aceh Besar/dokumentasi pribadi

Bahkan dia tidak menyangka kalau apresiasi yang bakal diterimanya akan seperti ini. Apalagi Anggun mengembangkan sistim pemasaran daring (online) melalui sebuah e-commerce besar di Indonesia. Membuat penjualannya menjangkau seluruh pelosok nusantara.

Ditambah lagi ia sebagai lulusan telekomunikasi informatika, tentu semakin mendukung dirinya untuk mengoptimalkan manfaat internet dan teknologi untuk memperkenal pisang sale secara lebih luas lagi. Dengan begitu akan semakin banyak masyarakat yang ingin mencicipi rasa legitnya pisang sale.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline