Lihat ke Halaman Asli

Daya Ledak di Tengah Keterbatasan Charlotte Hornets

Diperbarui: 13 Oktober 2021   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dicomot dari Twitter 3m

Ada lima kata yang biasanya muncul di benak begitu mendengar nama Charlotte Hornets, yaitu pemilik tim "Michael Jordan" serta "point guard mungil" yang memang sudah dijadikan sumber kreativitas tim setahun sebelum Jordan membeli tim masa kecilnya itu sekitar tahun 2012.

Perbedaannya ada pada tempo serta tipe pemain yang mengelilingi para pemain produktif mungil tersebut yang mereka pilih lewat draft.

Untuk memaksimalkan kecepatan, umpan kilat, serta akurasi tembakan Kemba, Hornets banyak memilih pemain jangkung dengan kekuatan fisik kurang namun dengan akurasi tembakan tiga angka lumayan lewat draft seperti Frank Kaminsky (2015), dan Cody Zeller (2013).

Bukan hanya masuk dan komposisi pemain Hornets, pemain dengan karakterisasi mirip juga turut dipilih Hornets lewat draft, meski langsung mereka kiim ke tim lain begitu dipilih seperti Noah Vonleh (2014) dan Dwight Powell (2014).

Sebuah pilihan yang wajar karena saat itu Golden State Warriors memang sedang naik daun, dengan skema permainan tiga angkanya, meski rookie yang dipilih sebelum dan sesudah Warriors juara biasanya cenderung belum punya fisik kuat atau penyelesaian di bawah jaring yang lebih terpoles mengingat tren tersebut muncul mendadak.

Channel: House of Highlights

Beruntung, Hornets sempat memilih forward bertenaga Michael Kidd Gilchrist (2012) untuk memaksimalkan daya dobrak di bawah jaring.

Meski skill pemain tidak terkesan meyakinkan. para pemain muda tadi bahkan sempat membawa Hornets hingga putaran pertama babak playoff pada tahun 2016 dengan bantuan para pemain yang sempat beken di eranya seperti Jeremy Lamb, pemain pelapis di era emas Oklahoma City Thunder, atau Nic Batum, yang kala bermain bersama Portland Trail Blazers dikenal sebagai forward yang punya visi, dribel serta akurasi tembakan yang lumayan dan Jeremy Lin yang sempat menjadi sensasi berhari-hari karena saat memperkuat New York Knicks kerap memporakporandakan pertahanan tim besar, atau Al Jefferson, tipe center offensive yang mengandalkan gerak kaki yang lincah dalam mengakali gerakan pemain bertahan lawan saat mencetak angka, Al Jefferson, yang sayangnya sekarang nyaris punah karena sebagian besar center di era sekarang bertugas sebagai pemain bertahan.


Channel: CCBN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline