Lihat ke Halaman Asli

CakraUnion

Program Pertukaran Mahasiswa Kampus Merdeka Angkatan 2 Tahun 2022

Wajah Baru UPT TPA Supit Urang dengan Sistem Cemerlang

Diperbarui: 24 November 2022   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Kunjungan ke TPA Supit Urang, Kec. Sukun, Kota Malang. (Dok. Pribadi)

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur yang semula menggunakan sistem penimbunan sampah terbuka (open dumping) sekarang telah berubah wajah dengan menggunakan sistem cemerlang yang disebut sistem sanitary landfill. TPA yang dioperasikan  dengan sistem sanitary landfill akan meminimalisir dampak pencemaran, baik air, tanah, maupun udara sehingga lebih ramah lingkungan.

Suatu kehormatan bagi kelompok modul nusantara CakraUnion untuk dapat mengunjungi tempat ini dan melihat secara langsung bagaimana tim TPA Supit Urang mengolah sampah rumah tangga penduduk Kota Malang sebanyak 700.000 jiwa atau setara dengan 505 ton/hari.

Pengembangan TPA Supit Urang merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities (ERiC)  in Malang Municipality. Selain Kota Malang, terdapat 3 kota/kabupaten lain yang menjadi pilot dalam program tersebut, yakni Kota Jambi, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Jombang.

Kami pun dijelaskan secara singkat dan jelas mengenai tahapan demi tahapan dari awal sampah didatangkan hingga akhir. Terdapat 3 proses pembagian besar dalam TPA Supit Urang ini, sebagai berikut : 1) Sorting (anorganik),  2) Composting (organik) dan 3) Air Lindi. 

Dimana ketiga proses ini memiliki alur kerja yang berbeda-beda hingga mempunyai hasil akhir yang berbeda-beda juga  dan diproses dengan mesin yang berbeda-beda juga seperti : Bag opener, Screening, Windrow Turner dan juga terdapat beberapa tahapan yang masih manual atau dengan bantuan manusia.

Sistem sanitary landfill dibangun dengan melakukan pelapisan lahan pembuangan (sel aktif) TPA menggunakan 3 lapis perlindungan lingkungan. Kemudian air-air bekas sampah ini dialirkan dan diproses hingga terbentuk Air Lindi dan ditampung di bak-bak penampungan yang ditumbuhi bambu air dan juga menghidupkan sejumlah ikan air tawar.

Kami melihat secara langsung bahwa air dari proses ini terlihat cukup jernih dan tidak berbau sama sekali, namun belum ada penelitian lebih lanjut apakah air ini sudah aman untuk dikonsumsi atau tidak karena dari raw material-nya tidak dapat memenuhi standar, jelas Bapak Eki selaku tim operasional TPA.

Setelah mempelajari hal-hal baru yang mungkin baru kami ketahui saat ini setelah mengunjungi UPT Pengelolaan Sampah - TPA Supit Urang, kami menyadari bahwa permasalahan sampah  masih menjadi isu menarik bagi setiap wilayah saat ini. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta tidak membuang sampah sembarangan.

Selain itu, yang terpenting lagi  perlunya edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah yang akan dibuang, seperti memisahkan sampah plastik , kaca , kertas,  dan sampah basah yang bisa terurai, serta senantiasa membangun kebiasaan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline