Lihat ke Halaman Asli

bustanol arifin

Happy Reader | Happy Writer

5 Alasan Paling Banyak Digunakan Orang yang Menunda Menikah

Diperbarui: 12 Februari 2024   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dua cincin emas pernikahan | iStockphoto.com/Jun

Prokrastinasi atau kebiasaan menunda-nunda suatu pekerjaan hingga mendekati batas akhir atau bahkan melewati deadline yang sudah ditentukan. Termasuk perilaku buruk karena dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.

Sedapat mungkin perilaku semacam ini dihindari atau dihilangkan bila sudah menjangkiti diri sebelum penyesalan menghampiri. Menyesal karena tidak segera menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang harus dituntaskan.

Perilaku menunda-nunda juga identik dengan kemalasan. Dalam artian, orang yang menunda pekerjaan atau kewajibannya tanpa alasan yang jelas dikategorikan sebagai pemalas, dan sifat ini (pemalas) paling tidak disukai oleh semua orang.

Menunda menikah termasuk bagian dari prokrastinasi alias menunda-nunda. Jadi, jika ada orang yang seharusnya sudah melepas masa lajangnya, tetapi terus menerus menunda tanpa alasan jelas dan dapat dibenarkan niscaya ia termasuk orang yang merugi, bahkan bisa dicap sebagai pemalas.

Namun demikian, tidak semua penundaan itu buruk. Adakalanya, orang menunda dan bahkan membatalkan suatu pekerjaan atau kewajiban karena alasan tertentu. Begitu pula pernikahan, kadang-kadang orang sudah siap menikah, tetapi selalu menunda dengan beragam alasan.

Artinya, menunda menikah itu sah-sah saja selama tidak merugikan diri sendiri apalagi orang lain. Rugi itu maksudnya tidak memiliki kesempatan mengerjakan banyak kebaikan dan tentu menyesal di kemudian hari nanti.

Ada beberapa alasan umum yang sering digunakan orang untuk menunda pernikahan. Berikut beberapa di antaranya:

1. Karier dan Pendidikan

Banyak orang menunda menikah karena alasan mengejar karier dan pendidikan. Misalnya, ingin mencari pengalaman dengan bekerja dulu sehingga memilih untuk fokus pada karier mereka, atau menyelesaikan pendidikan dulu seperti S-1, S-2 dan S-3 baru kemudian menikah.

Mereka mungkin hendak mencapai tujuan tertentu atau merasa belum siapmenikah bilamana karier dan pendidikannya belum mentereng. Ya, sebagian orang bahkan komitmen tidak akan menikah sebelum jadi sarjana.

2. Kesiapan Mental dan Emosional

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline