Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

Cerita di Balik Panggung

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14147140441453674059

[caption id="attachment_332253" align="aligncenter" width="600" caption="Barong yang masih digantung di belakang panggung, mirip kepala reyog"][/caption]

Hari pertama saya di Pulau Bali dimulai dengan mengunjungi Sanggar Tari Uma Dewi yang berada di Jl. Waribang No 21 Kesiman Denpasar. Pukul 7 pagi sudah rapi mempersiapkan diri menuju lokasi dan segera berangkat, karena takut terjebak macet. Meski jalanan padat merayap namun sesampai di lokasi masih terlalu pagi, karena acara dimulai pukul 9:30. Sambil menunggu, saya berjalan-jalan menuju balik panggung (di ruang ganti). Masih tampak 5-7 orang yang sebagian masih membersihkan peralatan yang terkena debu. Sebagian lagi mempersiapkan sesaji. Dan sebagian lagi masih bertiduran di balai-balai setelah perjalanan jauh bermotoran.

[caption id="attachment_332266" align="aligncenter" width="600" caption="Bli Made Sartika, dia menjelasakan perbedaan pekerja seni dengan pelaku seni"]

14147150021162309025

[/caption]

Meski tidak tahu apa yang dibicarakan karena memakai bahasa daerah Bali, namun sekilas dari canda dan nada bicaranya mereka saling curhat, saling cerita tentang cerita manggungnya tempo hari di tempat lain.

Bli Made Sartika, nada bicaranya paling keras dan lantang sesuai dengan badannya yang gede dan kumisnya yang tebel, dia yang paling ngotot berbicara, dan satu dua patah kalimat menggunakan bahasa Indonesia sehingga saya mulai tahu yang mereka perbincangkan.

"Asalnya dari mana bli..." tanya Bli Made sartika kepada saya yang asyik jeprat-jepret.

"Dari Ponorogo, saya ijin motret ya...," jawab saya.

"Ora Po Po.... sama dong tari barong kan mirip tari reyog..." Made Sartika menirukan gaya lagu Juve dalam menjawab pertanyaan saya, dan saya pun mengangguk.

"Memang ada perbedaan pekerja seni dengan pelaku seni Bli? Kok bikin Bli Made kelihatan marah?" pancing saya untuk mendapat penjelasan darinya.

"Semalam jengkel, masa saya dikatakan pekerja seni, emangnya saya kayak wanita nakal habis bekerja terus dapat duwit, bekerja seperti apa yang dimau orang yang memperkerjakan saya?" Bli Made Sartika terus nerocos, membuat saya semakin bersemangat.

"La terus harusnya gimana?" semakin membuat saya penasaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline