Lihat ke Halaman Asli

Membaca, Omar, dan Captain Underpants

Diperbarui: 11 September 2022   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Seorang anak SD Islam jika biasa diajarkan salat duha oleh gurunya di sekolah sebelum memulai pelajaran pagi, bisa dipastikan kebiasaan tersebut akan terbawa ke rumah saat sekolahnya libur. Ia akan "menagih" orang tuanya untuk salat duha seperti yang dilakukannya saban pagi bersama teman-teman dan gurunya di sekolah.

Demikian satu contoh yang menggambarkan betapa dahsyatnya pembiasaan. Ia bisa membentuk karakter atau perilaku seseorang dalam kehidupannya. Oleh karena itu pembiasaan yang baik dalam bentuk apa pun harus ditanamkan sejak dini.

Tanggung jawab orang tua di rumah menjadi hal penting dalam membangun karakter anak-anaknya. Membiasakan agar anak menyikat giginya sebelum tidur, pada hakikatnya, sedang menanamkan karakter anak tersebut dalam menjaga dan merawat gigi anaknya agar senantiasa bersih, kuat, putih dan cemerlang hingga tua nanti.

Tanggung jawab seorang guru sekolah dasar kelas rendah (1, 2, 3) salah satunya dengan membiasakan anak didiknya rajin membaca. Membaca adalah modal awal bagi anak-anak untuk mengetahui apa pun yang ia kehendaki.

Membaca bagi anak kecil dimulai dari mengenalkan kepadanya kumpulan abjad, melafalkannya, kemudian merangkainya menjada kata dan kalimat. 

Dilanjutkan dengan membaca sebuah cerita pendek. Ketika anak sudah mulai mahir membaca, memahami teks yang dibacanya, menangkap pesan apa yang dibacanya, maka saat itulah karakternya mulai terbangun.

Butuh waktu dan tenaga untuk membentuk sebuah karakter seorang anak. Sekolah menjadi salah satu media untuk membentuk karakter anak didiknya. Stimulus menjadi penting dalam mewujudkan karakter anak dalam hal pembiasaan membaca ini. 

Di sinilah pentingnya fasilitas yang menunjang selain sumber daya manusia. Fasilitas selain laboratorium sains, lapangan olahraga, kantin, dan sejenisnya, yang mesti ada di sekolah adalah perpustakaan. Eksistensinya menjadi penting karena di sanalah sumber pengetahuan berasal. 

Mengandalkan guru di kelas dengan waktu belajar yang singkat dan terbatas, rasa-rasanya jauh dari hasil maksimal yang diharapkan anak didik. 

Dengan pembiasaan membaca ragam buku pengetahuan yang tersedia di perpustakaan, hakikatnya, karakter anak didik tersebut sedang dipersiapkan menjadi manusia dewasa yang pintar, kritis, bijak dan beretika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline