Lihat ke Halaman Asli

Inilah 5 Gejala Depresi Mahasiswa ITB yang Berakhir Bunuh Diri

Diperbarui: 9 September 2019   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pexels.com

Awal September ini kita dikagetkan dengan berita duka dari kampus ITB. Salah seorang mahasiswa terbaiknya diberitakan telah mengakhiri hidupnya dengan seutas tali. 

Adalah MA, mahasiswa S2 Sekolah Teknik Elektro dan informatika (STEI) angkatan 2018, yang ditemukan tergantung di dalam kamar kosnya.

Menurut penjelasan dari Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi ITB, Miming Miharja, diduga MA mengalami depresi berat. Seperti yang dilansir dari Tribunnews (4/9/2019).

Kenyataan ini membuat saya membuka kembali buku-buku parenting yang membahas depresi. Membaca halaman demi halaman yang membahas penyebab depresi. Kita seringkali menganggap bahwa stress dan depresi merupakan hal yang sama. 

Padahal, keduanya merupakan gangguan yang serupa tapi tak sama. Mengapa saya bilang demikian? Oleh karena stress yang berkepanjangan bisa membuat seseorang mengalami depresi.

Stress dan depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Bahkan anak-anak dan remaja pun bisa mengalami stress dan depresi. Stress pada anak dan remaja bisa terjadi ketika anak-anak mendapat tekanan berat dari luar, atau bisa juga karena pola asuh orang tua. 

Jika tidak mendapat penanganan serius, stress yang berkepanjangan bisa menyebabkan anak menjadi depresi. Sedangkan depresi adalah gangguan mental yang mempengaruhi pola pikir, tindakan, dan emosi kejiwaan.

Bagaimana mengenali gejala depresi tersebut, agar kita bisa menghindari adanya MA-MA lain di Indonesia? Dilansir dari hellosehat.com (16/8/2017), ada lima gejala depresi  yang harus dikenal, yaitu:

1. Murung dan mudah tersinggung
Si anak sering ditemukan murung, menyendiri dari keramaian, dan sangat mudah merasa tersinggung. Tidak bisa mentolerir candaan teman-teman. Jika tidak hati-hati, niat temannya hanya bercanda, malah menjadi berantem.

2. Merasa bersalah
Dalam kasus MA, diketahui bahwa ia seringkali merasa kesepian. Chat WA-nya pada seorang teman yang tidak dibalas, dan tidak ada yang mengajaknya keluar untuk sekadar nongkrong menikmati suasana. Selain itu, ada satu tulisan yang memuat permintaan maaf pada sosok Alya. Seakan-akan kesalahan yang diperbuatnya begitu besar dan tidak termaafkan.

3. Merasa tertarik dengan kematian
Dalam beberapa tulisan di blog MA, seringkali menyebut kata "mati" dan " kematian". Salah satu tulisannya tentang kematian, bisa dibaca pada puisi I Want Death.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline