Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Mengikuti Samber Kompasiana Emang Ngeselin

Diperbarui: 8 Mei 2021   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wajah kesal (sumber: huffpost.com)

Cuitan pertama samber (dok: pribadi)

Ada yang sepakat nggak dengan saya kalau saya katakan mengikuti Samber (Satu Ramadan Bercerita) yang diadakan Kompasiana itu ngesel-ngeselin gimanaaaaa gitu. Gimana nggak dibilang ngeselin, kalau mau gabung kita diminta untuk submit tulisan satu hari satu tulisan selama bulan Ramadan.

Masalahnya, persediaan kata-kata yang saya miliki cukup nggak ya untuk digunakan di tulisan-tulisan yang nantinya saya buat untuk kegiatan Samber ini.

Ragu sih mau ikut, takut kalimat-kalimat yang ditulisnya jadi monoton gitu, ngebosenin gitu. Tapi melihat hadiah-hadiahnya ... wow, warbiasah. Akhirnya pesimisme itu berganti jadi optimisme. Coba aja dulu, begitu bisik saya dalam hati. Ya sudahlah, Bismillah, ikutan. Prinsipnya: Yes, you can saja.

Cuitan ke-2 (dok: pribadi)

Tapi sengesel-ngeselinnya Kompasiana, tetep bikin hepi dan seru. Gimana nggak seru? Waktu kemarin ini ikutan di hari pertama aja udah kejar-kejaran dengan deadline waktu.

Walhasil, terlewatlah beberapa menit dari jadwal yang sudah ditentukan. Tapi upload aja deh, sudah tanggung, dan lagipula berharap please ... please ....please admin Kompasiana, boleh ya terlambat dikit. Dikit banget kok, beneran, cuma beberapa menit gitu. Coba deh periksa waktu uploadnya. Makasih sebelumnya, mas/mbak Admin Kompasiana untuk pengertiannya yang sangat banyak. Nuhun ya min ....

Cuitan ke-3 (dok: Pribadi)

Tapi di samber ini bisa jadi ajang untuk melatih keterampilan menulis kita lho. Lihat saja, ide-ide atau tema tulisan disediakan oleh admin Kompasiana untuk menentukan topik apa yang akan ditulis hari itu oleh para Kompasianer.

Walau kadang berasa sulit juga karena ide itu berasal dari pihak luar (Kompasiana) dan bukan dari ide kita sendiri. Hanya metode ini sangat baik untuk berlatih menulis. Kita dituntut untuk suatu tuntutan mengembangkan ide sebuah tulisan. Very challenging, sangat menantang. Dan sistem penulisan model begini, seperti sebuah kesulitan tapi membawa berkah. 

Cuitan ke-4 (dok: pribadi)

Ngeri-ngeri sedap berusaha komit terhadap kegiatan Samber Kompasiana ini, takut 'kehabisan kata-kata' untuk sebuah tulisan aja. Tapi Alhamdulillah kebisaan mind-mapping yang sudah sering saya lakukan, nampaknya cukup membantu mengembangkan ide tulisan plus mencari kata-kata untuk mengisi bagian-bagian tulisannya. 

Cuitan ke-5 (dok: pribadi)

Kompasiana, dengan kegiatan Samber THR Kompasiananya, dapat dikatakan cukup berhasil untuk membuat ibadah puasa (bagi yang muslim) kali ini terasa lebih dinamis. Mengapa tidak?

Disamping kita di bulan Ramadan diminta untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya, Kompasiana menyodorkan kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai ibadah pula, yaitu berbagi ide/manfaat melalui tulisan-tulisan para Kompasianer yang dimuat di Samber THR Kompasiana ini.

Kalau isi tulisan kita baik, berisi pesan-pesan baik, dibaca oleh orang lain dan memberikan manfaat, maka kitapun akan mendapat pahala dari upaya itu. Begitu yang saya dengar dari seorang ustadz tentang berbagi tulisan yang baik dan bermanfaat, seperti rata-rata tulisan yang dimuat di Samber ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline