Lihat ke Halaman Asli

Budiman

Penulis ⦁ Mubaligh ⦁ Guru

Nilai-Nilai Pendidikan dalam Permainan Latto-Latto

Diperbarui: 8 Januari 2023   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nilai-nilai pendidikan dalam permainan latto-latto (Sumber: detik.com)

Permainan Latto-Latto kini telah menjamur di seluruh wilayah di Indonesia. Bukan hanya dimainkan oleh anak-anak tetapi orang dewasa bahkan kecanduan. Ada dampak positif dan tentu ada juga dampak negatif dari maraknya permainan tersebut. 

Namun secara umum, hukum Islam menetapkan bahwa hukum sebuah permainan adalah mubah. Artinya boleh dilakukan selama tidak ada dalil yang melarang karena timbulnya mudarat. 

Permainan latto-latto sendiri sebenarnya permainan yang sudah cukup lama muncul. Bahkan permainan itu telah ada jauh di masa lampau di beberapa negara seperti Spanyol Argentina Brazil Italia dan selainnya.

Di Indonesia sendiri, Latto-Latto termasuk mainan tradisional yang sudah dikenal bahkan sebelum era digital. Kini kembali muncul ke permukaan dan menular ke mana-mana seperti virus.

Terlepas dari fenomena kembali viralnya permainan Latto-Latto, juga membawa dampak positif dalam perspektif pendidikan. Selain sebagai mainan tradisional, Latto-Latto juga membawa nilai-nilai pendidikan di tengah kehidupan anak-anak milenial.

Sebagai mainan tradisional mengandung nilai-nilai karakter sosial yang berkebalikan dengan game online yang hanya membawa nilai-nilai karakter individual. Menurut hasil penelitian Arie Ramadhani dalam jurnalnya, menyimpulkan bahwa permainan tradisional mengandung 4 nilai pendidikan karakter pada anak, yaitu

Karakter personal

Anak terlatih bersikap jujur, bertanggung jawab, semangat bekerja keras, disiplin dan sportif. Karakter ini pula membentuk kepribadian anak yang bermain Latto-Latto.

Karakter sosial

Anak terlatih untuk bekerja sama, bergotong-royong, mempunyai kepedulian sosial dan cinta damai. Hal ini terlihat ketika anak sedang bermain bersama teman-temannya. Sesekali mereka saling beradu, sesekali mereka saling mendukung, bahkan membantu temannya yang rusak Latto-Lattonya.

Karakter kebangsaan

Sikap yang terbentuk pada diri anak adalah adanya rasa demokratis, nasionalis toleran dan semisalnya. Anak yang bermain Latto-Latto secara tidak langsung membawa nilai-nilai kebangsaan dengan munculnya rasa toleransi di antara mereka. Selain itu permainan ini memiliki nama yang khas di daerah masing-masing sehingga dapat memupuk rasa kulturisasi.

Karakter keagamaan

Dalam nilai-nilai religius permainan ini mengajarkan anak untuk berakhlak yang baik dan mempunyai kearifan. Hal itu terlihat dari realita anak-anak yang bermain tidak terus-menerus sebagai pemenang, tapi kadang kalah. Dalam permainan tradisional juga anak-anak sebatas bermain tanpa harus melakukan perbuatan haram seperti perjudian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline