Lihat ke Halaman Asli

Pakai Cara Lama Membangun Rumah

Diperbarui: 20 November 2016   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: img.friv5games.com

Keidentikan orang Indonesia itu harus punya rumah sendiri. Selesai nikah pun tidak mau lama-lama hidup bareng mertua. Rumor yang beredar sering ada cek-cok atau beda pendapat (lintas keluarga). Beberapa teman saya juga begitu, rela ngontrak rumah. Biar bayar tinggi asal keluarga damai dan mandiri. Tapi, apa mau ngontrak terus sampai tua?

Ngontrak rumah saja mahal, apalagi bangun rumah.

Tepat sekali, mendirikan rumah itu memang mahal. Apalagi kalau di kota-kota besar. Harga se-meter tanah berasa harga satu sepeda motor. Tapi, inget pakai tapi. Pasti ada jalan keluarnya.

Satu lagi, ada yang agak mendingan, sekarang sudah banyak perumahan yang dikreditkan melalui bank. Terbagi beberapa tipe, sesuai kantong dan gaji. Cukup bayar DP muka, langsung dapat kunci dan siap huni. Uniknya, angsurannya lama, bertahun-tahun. Cukup membantu.

Walaupun gampang begitu, tidak semua orang bisa memilikiya. Alasannya klasik, tidak sanggup bayar kredit, uang muka tidak ada, kurang suka tinggal diperumahan karena warganya cenderung cuek. Ada juga yang merasa lebih baik bangun rumah sendiri, dana keluar lebih murah. Tergantung individu masing masing.

Artikel ini mau fokus pada pilihan “bangun rumah sendiri”. Terserah mau level sederhana atau mewah. Alasannya, karena pendapatan setiap orang beda-beda. Strata sosialnya juga berbeda. Belum lagi gensinya. Gak selesai kalau dibahas.

Dari semua alasan tersebut, semuanya bagus. Karena rumahmu bakal jadi surgamu. Itu harapannya. Kalau saya sih menyikapainya, yang penting dinding rumah dan atap tidak bocor. Artinya kondisi rumah aman dan nyaman untuk keluarga.

FYI, niatan dan usaha boleh mantap, tapi perlu diingat, jangan bangun rumah diatas tanah Negara. Bakalan digusur. Apalagi kalau membangunya di tanah orang lain. Langsung bacok-bacok an.    

Suatu kali saya dapat nasehat ini “kalau mau buat rumah, jangan simpan uangnya, tapi langsung belikan bahan bangunan”.

Tahu kenapa?

Begini, kita bahas dari bahan bangunannya dulu. Batu bata, semen, paku, pasir, kayu dan lain-lain. Dari daftar bahan bangunan itu belum ada sejarah harganya turun, atau saya yang ketinggalan informasi? Setahuku nih, tiap tahun bahkan bulan naik terus, walaupun perlahan. Tidak seperti harga cabai. hehe

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline