Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Membangun Personal Branding yang Berkorelasi dengan Reputasi

Diperbarui: 10 Juni 2021   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membangun personal branding. Sumber: Freepik.com

Internet memberikan ruang aktualisasi, juga promosi diri. Di dalamnya bertimbun cara membangun personal branding, apakah untuk meluaskan jaringan atau demi meningkatkan karier. Di dunia tak bertepi itu ditemukan berbagai cara membangun personal branding yang dibutuhkan oleh: pencari kerja, freelancer, dan sebagainya.

Personal branding berkaitan dengan upaya mengenalkan prestasi, keahlian, dan segala sisi baik dari diri kepada publik. Tujuannya agar memperoleh kepercayaan orang lain dan meluaskan jaringan karier bagi, misalnya: jobseeker, karyawan yang ingin mengembangkan diri, influencer, marketer, entrepreneur, dan lain sebagainya.

Keadaan diri yang kemudian dibagikan kepada publik dengan, di antaranya:

  • Optimalisasi media sosial.
  • Menjalin networking dan kolaborasi.
  • Membuat website pribadi.

Portofolio yang ditawarkan akan menampilkan citra diri. Namun demikian, harus dipertimbangkan tentang reputasi. 

Demikian, karena membangun personal branding berkaitan erat dengan reputasi. Keliru meletakkannya, dapat meruntuhkan struktur personal branding yang telah susah payah dibangun.

Reputasi merujuk kepada perbuatan-perbuatan yang mendahului sehingga seseorang memperoleh nama baik. Pemahaman itu dikembangkan dari arti reputasi menurut kbbi.web.id: re*pu*ta*si /rputasi/ n perbuatan dan sebagainya sebagai sebab mendapat nama baik;

Maka, reputasi adalah pendapat umum yang berhubungan dengan penghargaan dan kekaguman --atau sebaliknya- kepada seseorang, berdasarkan watak dan perilaku sebelumnya.

***

Ilustrasi cara membangun personal branding oleh StartupStockPhotos dari pixabay.com

Seorang teman baik, sebutlah namanya Fulan, adalah pengusaha yang aktif dalam berbagai organisasi. Pria berbadan besar itu ambisius dan di dalam setiap komunitas ia berusaha menonjol.

Pada setiap kesempatan, Fulan berusaha membangun personal branding. Bukan menggunakan internet, tetapi dengan cara lawas: banyak omong.

Maka, cara konvensional mempromosikan diri tersebut dilakukan dengan:

  1. Bercerita tentang kehebatan diri perihal pengalaman, pengetahuan, dan prestasi.
  2. Berlaku manis di lingkungan baru, terutama kepada kenalan baru.
  3. Berusaha mengambil peran penting dalam komunitas.
  4. Membangun hubungan dengan teman-teman yang sependapat.
  5. Mengambil hati mereka yang berpangkat atau memiliki strata lebih tinggi (bahasa Jawa: ngathok).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline