Lihat ke Halaman Asli

britaku

indie writer

Jadi Pengemis Online, Jutaan Cara Raup Untung dari Internet

Diperbarui: 21 Oktober 2023   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : aset gambar britaku

Fenomena Pengemis Online, Jutaan Cara Raup Untung dari 5,16 miliar orang pengguna internet

Pada era digital yang semakin berkembang, kehadiran internet telah merubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal penggalangan dana dan bantuan sosial. Salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah kemunculan fenomena pengemis online. Meskipun istilah "pengemis" sering kali dihubungkan dengan gambaran tradisional seorang individu yang meminta belas kasihan di jalanan, era digital telah memperkenalkan dimensi baru dalam bentuk pengemis online. Dengan 5,16 miliar pengguna internet di seluruh dunia, fenomena ini telah menarik perhatian masyarakat secara luas.

Pengemis online merupakan individu atau kelompok yang menggunakan platform online, seperti media sosial, situs web crowdfunding, atau aplikasi perpesanan untuk meminta dukungan finansial dari masyarakat. Mereka seringkali menggambarkan situasi atau kondisi sulit yang mereka hadapi sebagai alasan untuk meminta sumbangan dari khalayak. Sementara sebagian dari mereka mungkin menghadapi kondisi sulit yang nyata, ada juga sebagian yang memanfaatkan strategi yang dirancang untuk memanipulasi empati dan kemurahan hati dari orang-orang yang terlibat.

Salah satu alasan utama di balik pertumbuhan fenomena pengemis online adalah keterhubungan global yang ditawarkan oleh internet. Dengan melampaui batas-batas geografis dan budaya, individu atau kelompok yang membutuhkan bantuan dapat dengan cepat menjangkau audiens yang lebih besar daripada yang mungkin tercapai secara lokal. Dengan bantuan media sosial dan platform online lainnya, pesan dari pengemis online dapat menyebar dengan cepat dan dapat dengan mudah menarik perhatian orang-orang yang bersedia memberikan bantuan finansial.

Namun, fenomena pengemis online juga memunculkan banyak pertanyaan tentang etika dan keabsahan kebutuhan yang disampaikan. Terdapat kekhawatiran bahwa beberapa individu atau kelompok dapat dengan sengaja memanipulasi cerita mereka untuk memanfaatkan kemurahan hati masyarakat. Dalam beberapa kasus, penyalahgunaan platform online ini telah terjadi di mana individu memanfaatkan identitas palsu atau cerita yang dibuat-buat untuk mendapatkan dana dari masyarakat tanpa membutuhkannya secara nyata. Ini menimbulkan tantangan serius terhadap kepercayaan masyarakat terhadap kebutuhan nyata dan mempengaruhi sikap mereka terhadap permohonan bantuan di masa depan.

Namun, tidak dapat diabaikan bahwa fenomena pengemis online juga telah menjadi sarana penggalangan dana yang efektif bagi individu atau kelompok yang benar-benar membutuhkan bantuan finansial. Situasi sulit, seperti bencana alam, kecelakaan, atau kondisi medis yang memerlukan biaya pengobatan mahal, seringkali memaksa individu atau kelompok tersebut untuk mencari bantuan di luar jangkauan mereka. Dalam situasi ini, kemampuan untuk mengakses dana dari jutaan pengguna internet dapat menjadi perbedaan antara hidup dan mati, atau antara pemulihan dan kehancuran.

Untuk merespons fenomena ini, banyak platform online telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keabsahan dan transparansi dalam penggalangan dana. Mereka menggunakan berbagai mekanisme verifikasi identitas dan validasi kebutuhan untuk memastikan bahwa dana yang dikumpulkan digunakan sesuai dengan tujuan yang dinyatakan. Selain itu, masyarakat juga semakin waspada terhadap potensi penipuan dan penyalahgunaan, sehingga mereka cenderung memeriksa keabsahan cerita sebelum memberikan bantuan finansial.

Dengan demikian, penting bagi masyarakat untuk secara kritis mempertimbangkan permintaan bantuan finansial yang disampaikan melalui platform online. Sementara beberapa individu atau kelompok memang membutuhkan bantuan nyata, yang lain mungkin mencoba memanfaatkan empati publik. Dengan keterhubungan yang semakin meningkat di era digital, transparansi, kehati-hatian, dan pertimbangan etis harus ditekankan dalam memberikan bantuan finansial kepada individu atau kelompok yang meminta dukungan online. Hanya dengan pendekatan yang hati-hati dan informasi yang akurat, kita dapat memastikan bahwa kemurahan hati kita benar-benar memberikan manfaat kepada mereka pengemis online yang membutuhkan.

Apakah Ngemis Online lebih baik dari Judi Online

Pengemis online dapat didefinisikan sebagai individu yang memanfaatkan platform digital, seperti media sosial atau situs web tertentu, untuk memohon sumbangan atau bantuan dari masyarakat luas. Di sisi lain, penjudi online merujuk pada individu yang terlibat dalam perjudian melalui platform digital, yang melibatkan taruhan uang pada permainan atau aktivitas tertentu. Meskipun kedua aktivitas ini tampaknya berbeda secara substansial, keduanya memiliki aspek-aspek tertentu yang perlu dipertimbangkan sebelum menyimpulkan apakah salah satunya lebih "baik" daripada yang lain.

Pertama-tama, kita perlu memahami implikasi sosial dari masing-masing aktivitas ini. Pengemis online sering kali dianggap memanfaatkan empati dan kebaikan hati masyarakat untuk keuntungan pribadi tanpa usaha yang nyata. Hal ini dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan sikap skeptisisme terhadap individu yang benar-benar membutuhkan bantuan. Di sisi lain, penjudi online cenderung terlibat dalam aktivitas yang berisiko secara finansial dan dapat memicu adiksi serta konsekuensi negatif yang signifikan, seperti kerugian keuangan, keretakan hubungan, atau bahkan masalah kesehatan mental.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline