Lihat ke Halaman Asli

Perubahan Akan Mengikis Keindahan Lombok Qu

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengikis ?? apa gak salah ?? malah bagus dund Lombok akan berubah, tereksplor kekayaan alamnya yang tersembuyi cukup lama, yang di tutupi oleh kemajuan pariwisata di daerah sebelah, BALI!!

Yah LombokQ sebentar lagi akan berubah, akan dihujani turis domestik, maupun mancanegara yang akan  mengujunginya, mengagumi keindahan alamnya, membicarakan budayanya.

Banyak bule-bule yang akan berkeliaran membawa papan selancar, devisa daerah makin bertambah, mall-mall akan berdiri bergantayangan, kafe-kafe seperti diberi pupuk super subur yang membuat tumbuh begitu cepatnya, lowongan pekerjaan pun kan banyak, hotel-hotel, kafe-kafe akan banyak membutuhkan orang yang terampil dan yang harus mengisi pekerjaan itu.

Kita, sebagai putra-putri daerah, jangan sampai pekerjaan itu di isi oleh orang-orang daerah lain. Bagi putra putri daerah yang lama kesepian, yang biasa nongkrong di MASJID, di DEPAN KANTOR DAERAH, pun akan segera mempuyai tempat tongkrongan yang resmi, dan lebih cocok untuk ditongkrongin. Wess pokoknya berubah deh, gak sepi seperti sekarang!!

Setiap perubahan pasti akan membawa dampak positf dan negative, dampak positif telah saya uraikan di atas, lalu dampak negatifnya???

Saya akan uraikan sebagai berikut, kemajuan Lombok yang  telah lama dinanti-nanti akhirnya datang juga, tapi ada konsekuensi dari  perubahan tersebut, seperti  udara Lombok yang masih alami, sedikit tidak akan berubah menjadi bau asap knalpot, yang makin banyak kendaraan berlalu-lalang di jalan, macet pasti (semoga gak separah Jakarta ja).

Transportasi asli Lombok (dokar) mungkin akan dikurangi. sebenarnya ada atau tidaknya dokar tidak akan membuat pemakai dokar menjadi galau, tapi para pemilik dokar-dokar ini kan kelimpung bagaimana mencari nafkah buat keluarganya. Disisi lain pemerintah harus memperhatikan dan bisa mengakomodir atau dialih fungsikan ke tempat”pariwisata, seperti yang sudah diterapkan di GILI TRAWANGAN.

Budaya dipertahankan, pariwisata maju sama-sama, adil kan?

Selanjutnya masalah sampah yang akan banyak tercipta. Jangan sampai setelah pariwisata maju masalah ini akan timbul seperti yang terjadi di pulau bali kemarin. Harus dari sekarang pemerintah menyiapkan daur ulang sampah, bukan hanya mencari tempat pembuangan akhir sampah, yang ujung-ujungnya makin menumpuk-menumpuk menjadi gunungan sampah.

lebih dari semua masalah yang pasti terjadi, masalah yang satu ini yang paling saya takutkan. Saudara-saudara kita yang ada di Lombok selatan sana, yang dekat dengan Bandara International yang merupakan daerah wisata,  akan terlena dengan perubahan. Sehingga akan dengan mudahnya menjual aset-aset berharga mereka untuk dibeli oleh investor-investor yang akan mendirikan, hotel, kafe, atau vila dengan harga yang sangat murah.

Harga yang murah disini dimaksudkan dalam pandangan sebagi pembeli. Bayangin aja, tanah yang dibeli seharga Rp. 200.000.000 setelah dikembangakan menjadi Rp. 1 M perbulan. siapa yang rugi??? Okee pada saat itu kita mendapatkan uang yang banyak, tapi lok tidak pandai mengelola uang sebegitu banyak, dalam sehari uang itu kan ludas. tanah di jual, uang habis pula!!.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline