Lihat ke Halaman Asli

Bobby Prabawa

ghost writer, copywriter, dan editor

Karya Seni yang Abadi: Eksplorasi Mendalam tentang Starry Night Karya Vincent Van Gogh

Diperbarui: 25 Juli 2023   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukisan Starry Night, https://blog.artsper.com/en/a-closer-look/artwork-analysis-starry-night-by-van-gogh/Input sumber gambar

                                   

Almarhum ayah saya pengemar lagu Starry-starry night yang dibawakan dengan merdu oleh Julio Ilgesias. Saya pun ikut-ikutan menyukainya. Beliau mendapatkannya dari toko kaset loak di Pasar Anyar, Bogor. Ternyata ada kisah sedih, dan pilu di balik lagu Starry-starry Night. Don McLean menulis liriknya pada tahun 1971 setelah membaca buku mengenai kehidupan Vincent Van Gogh. Tahun berikutnya, lagu itu menjadi viral di Britania Raya, dan No. 12 di Amerika Serikat. Selama beberapa tahun Museum Van Gogh di Amsterdam memutar lagu itu setiap hari.   

Vincent lahir pada 30 Maret 1853 di Zundert, Belanda. Vincent adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ciri khas lukisan-lukisannya adalah bergaya pasca impresionisme yang menggunakan warna tebal dengan goresan kuas yang ekspresif. Diam-diam puteri kecil saya Quency, menyukai lukisan Starry Night. Sudah setengah jalan dia membuat lukisan mengagumkan itu. 

Lukisan Starry Night dibuat pada tahun 1889. Lukisan itu bercerita tentang keindahan pemandangan di desanya pada malam hari dengan langit bermandikan cahaya bintang dan bulan. Konon Starry Night dia lukis pada siang hari. Starry Night menghadirkan keindahan sekaligus rasa sedih dan haru yang mendalam pada diri Vincent Van Gogh.

Berdasarkan Encyclopedia Britanica (2020) Vincent melukis The Stary Night selama 12 bulan, ketika dia menjadi pasien RS Jiwa di Saint Paul de Mausole, Perancis. Saat itu Vincent dalam fase depresi karena menderita bipolar disorder. Dilansir dari laman Histori Vincent yang menderita demensia, pernah mengancam Gauguin dengan pisau, sebelum akhirnya dia memotong telinga kirinya sendiri dengan pisau cukur. Peristiwa mengerikan ini terjadi pada 23 Desember 1888 dan terjadi di Arles, Perancis. Potongan telinganya tersebut dia berikan kepada perempuan yang tengah berdiri di depan rumah bordil, dan berpesan agar menjaga potongan telinga itu dengan baik-baik. Melihat hal tersebut, perempuan malan itu tak sadarkan diri. Selain alasan tersebut, Vincent frustasi karena Theo, saudara laki-lakinya  tempat dia bergantung secara financial dalam waktu dekat akan menikah. Baiklah kita kembali pada dibalik lukisan Starry Night. Vincent mengamati langit malam dari balik jeruji jendela kamarnya di rumah sakit jiwa.

Vincent menulis surat kepada (saudaranya) Theo, dia bercerita keindahan langit malam yang dipenuhi bintang dan bulan pada malam hari di musim panas tahun 1889. Vincent tidak diperkenankan melukis di kamarnya, karena itu dia memejamlan mata dan melukis keindahan malam berbintang berdasarkan ingatannya pada sebuah desa kecil yang sebetulnya tidak ada. Vincent mau bilang bahwa malam lebih indah daripada siang, dan bintang-bintang lebih dari sekedar titik putih di atas kelamnya langit.

Dalam lukisan itu terdapat pohon cemara yang jemarinya mengapai langit, hal itu berfungsi sebagai penghubung langsung antara bumi dan langit. Vincent melukis pernyataan bahwa esok penuh harapan. Vincent juga menulis surat kepada (saudaranya) Theo dan bilang bahwa kematian sama dengan kereta api yang melaju kencang menuju bintang-bintang.

Vincent juga berkisah pada (saudaranya) Theo bahwa dalam kehidupan yang dia jalani banyak suka dan dukanya, namun itulah yang membuat kehidupan menjadi indah. Melalui Starry Night, Vincent percaya bahwa selalu ada harapan, dan dia menerima realita yang ada.

Vincent van Gogh terkenal di seluruh dunia setelah kematiannya. Padahal semasa hidup, dia telah membuat 2.100 lukisan, termasuk 860 lukisan yang menggunakan cat minyak, namun ketika dia hidup, hanya mampu menjual satu lukisan. Lukisannya pun sering dikritik karena dinilai terlalu gelap dan tidak berenergi. Selang satu tahun setelah dia keluar dari rumah sakit jiwa, tepatnya 27 Juli 1890, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menembakkan peluru ke dadanya menggunakan revolver. Vincent meninggal dua hari setelahnya. Martin Bailey, seorang pakar seni dalam bukunya Studio of The South Van Gogh in Provence bilang :" Ketakutanlah yang menyebabkan Vincent menarik pelatuk revolver dan menyebabkan kehancuran. Takut ditinggalkan baik secara emosional maupun financial. 

Persis 3 hari sebelum Vincent memutuskan untuk bunuh diri, adiknya sempat mendengar kakaknya bilang bahwa kesedihan ini akan berlangsung selamanya. Pelajaran yang saya petik dari Vincent adalah meskipun kita hidup dalam kesulitan di dunia yang sepi ini, kita tak boleh berhenti berkarya menghasilkan hal yang terbaik dengan sepenuh hati dan jiwa.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline