Lihat ke Halaman Asli

zahwan zaki

Alumni IAIN SAS Babel (Pendidikan) dan Alumni STIA-LAN Jakarta (Bisnis)

Cara Sederhana Rumah Tangga Kami Mendukung Bank Indonesia Menjaga SSK

Diperbarui: 30 Juni 2020   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: bi.go.id

Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional (PBI 16/11/PBI/2014 tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial). 

Sementara, sistem keuangan sendiri adalah suatu sistem yang terdiri atas lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan, serta perusaahaan non keuangan dan rumah tangga, yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan pertumbuhan perekonomian. (bi.go.id).

Situasi Ekonomi Masyarakat Bangka di Masa Pandemi

Keluarga kecil kami tinggal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Sungailiat Kabupaten Bangka, sebuah kota kecil yang nyaman untuk kami tinggali.

Wabah covid-19 telah membagi cerita  untuk semua orang, menebarkan kegetiran di mana-mana, tak terkecuali di tempat tinggal kami, Bangka. 

Semenjak akhir Maret 2020, covid-19 memberi dampak yang luar biasa bagi orang Bangka, bagaimana tidak? Covid-19 membuat pemasukan masyarakat menjadi kembang-kempis dan penuh ketidakpastian. 

Beberapa teman yang bekerja kantoran (swasta) mengabari saya, jika mereka tidak bekerja lagi atau dirumahkan. Mereka bertanya terkait lowongan kerja di tempat saya kerja. Sulit bagi saya menjawab tidak ada. Dengan halus saya menjawab,”kalau tahun ini penerimaan tenaga kontrak sudah dilaksanakan awal tahun tadi. Nanti jika buka lagi, akan dikabari”, jawab saya.

Begitu pula nasib para petani di Desa-Desa yang ada di Bangka. Harga karet murah, harga lada memang sudah murah sebelum corona, dan harga cabai turun drastis, sebelum corona harga cabai tembus 70 ribu rupiah per kilo gram. Saat corona melanda, harga cabai jatuh ke titik terendah menjadi 10 ribu rupiah per kilo gram.

Para nelayan juga terkena imbasnya corona. Selain hasil tangkap berkurang, harganya pun tidak seperti harga normal sebelum adanya corona. 

Untuk melihat kondisi ekonomi para petani dan nelayan dapat membaca tulisan saya di Kompasiana, dengan mengklik tautan di bawah ini:

Sara Urang Kampong Kamenc Gara-Gara Corona

Jeritan Hati Petani Lada

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline