Lihat ke Halaman Asli

bidadari nachwa amalia

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Andalas

Mengenang Unjuk Rasa di Thailand Tahun 2020: Harapan Kaum Muda Thailand untuk Pemilu yang "Mengubah Permainan"

Diperbarui: 29 Oktober 2023   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Tiga tahun yang lalu, Panusaya "Rung" Sithijirawattanakul(25) berada di garis terdepan dalam gerakan demokrasi di Thailand ketika ribuan pengunjuk rasa muda bentrok dengan polisi yang menembakkan gas air mata dan peluru karet di jalanan Bangkok.

Gerakan ini mengguncang kerajaan dengan serangkaian seruan reformasi dan tuntutan untuk mengekang kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn yang belum pernah terjadi sebelumnya. Yang kemudian mereda karena penyebaran Covid dan ditangkapnya Panusaya serta pemimpin protes lainnya. Banyak alumni dari para pengunjuk rasa 2020 memberikan suara untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum Thailand pada tanggal 14 Mei 2023 lalu.

Mereka tidak berhenti menyerukan perubahan, meskipun mereka tahu bahwa mereka harus bersabar di negara yang sudah lama digagalkan oleh kelompok elit konservatif. Panusaya, yang lebih dikenal dengan nama panggilannya Rung(25), menyampaikan pidato tentang reformasi monarki pada bulan Agustus 2020 yang mencakup 10 manifesto.

"Pemilu ini akan sangat penting. Hal ini dapat mengubah keadaan." kata Rung(25), yang baru memulai gelar masternya di bidang ilmu politik tahun ini.

Banyak juga peristiwa yang cukup berkesan selama demonstrasi berlangsung bagi rung dan teman-teman sesama alumni pengunjuk rasa lainnya. Dan di antaranya adalah humor dan kreativitas para aktivis muda yang cukup menarik perhatian publik dan patut di apresiasi.

Ban bebek karet: simbol baru demokrasi

pengguna twitter @lasagnabrulee

Ban bebek karet saat itu muncul sebagai simbol baru gerakan pro demokrasi Thailand. Ban bebek karet itu awalnya digunakan untuk mengolok pihak berwenang yang menutup gedung parlemen, yang terletak di tepi sungai Bangkok. Namun, saat pihak berwenang membubarkan pengunjuk rasa dengan meriam air, ban bebek karet itu spontan digunakan oleh demonstran sebagai perisai untuk melindungi diri dari serangan aparat.

Salam tiga jari ala The Hunger Games

Salam tiga jari ala film "The Hunger Games" telah menjadi simbol utama perlawanan terhadap monarki. Isyarat perlawanan pertama kali muncul pada tahun 2014 sebagai bentuk pembangkangan diam-diam terhadap rezim militer PM Prayuth Chan-ocha, yang merebut kekuasaan melalui kudeta. Referensi kultur pop ini membantu para demonstran menarik perhatian baik dari komunitas domestik maupun internasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline