Lihat ke Halaman Asli

Benedictus Febrian

Seorang mahasiswa S1 Teknik Elektro Universitas Diponegoro

Merevolusi Pendidikan: Usaha Menjembatani Kesenjangan dengan Metaverse

Diperbarui: 3 April 2024   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Metaverse. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pesatnya perkembangan teknologi belakangan ini kerap memantik pertanyaan tentang relevansi metode pendidikan konvensional yang saat ini masih diterapkan secara umum. 

Perkembangan teknologi yang ada saat ini menuntut instansi pendidikan untuk mempersiapkan siswa-siswanya untuk mengemban teknologi yang ada di masa depan, khususnya di bidang industri. 

Sifat statis dari ruang kelas konvensional sering kali membuat siswa menjadi seorang yang pasif dalam dinamika pembelajaran. Keapatisan siswa ini kemudian berpotensi membuat siswa tidak dapat menyerap ilmu yang dibutuhkannya. Alih-alih menjadi agent of change, siswa malah menjadi tidak mampu menjawab tantangan industri yang akan muncul di masa depan.

Kondisi tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan, 

"Bagaimana cara memantik minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah?"

Di era serba digital ini, lahir suatu teknologi yang dinamakan sebagai Metaverse. Kemunculan Metaverse ini berpotensi menjadi salah satu jawaban yang dapat ditawarkan untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan konvensional. 

Metaverse dapat menjadi ruang virtual kolektif yang meningkatkan realitas fisik dengan aspek virtual yang terintegrasi bagi pengguna di dalamnya. Media ini dapat menjadi tempat di mana pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan maya yang didukung oleh komputasi digital dengan pengguna lainnya sehingga dapat mengaburkan batasan yang ada antara dunia fisik dan digital. 

Pendidikan sendiri menjadi salah satu potensi besar dari penerapan Metaverse di masa depan (Zhang et al., 2022). Dengan memanfaatkan teknologi Metaverse ini, para pendidik dapat mengoptimalisasi lingkungan belajar yang lebih dinamis dan interaktif untuk dapat mendukung dan menyesuaikan gaya belajar siswa masa kini. 

Hadirnya sistem pembelajaran yang interaktif ini dapat menjadi harapan agar siswa dapat lebih terlibat untuk berpartisipasi dalam dinamika pembelajaran. Alih-alih pasif mengonsumsi informasi, siswa dapat secara aktif terlibat dengan materi pembelajaran melalui simulasi, proyek kolaboratif, maupun gamification yang belakangan ini tengah gencar diimplementasikan pada sistem pendidikan untuk meningkatkan keterlibatan siswa, serupa dengan apa yang dapat dilakukan permainan, sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran mereka (Smiderle et al., 2020).

Selain itu, metaverse memiliki potensi untuk mendorong pendidikan menjadi lebih inklusif. Hal ini dapat diperoleh dengan salah satunya meruntuhkan hambatan geografis yang ada saat ini. Siswa dari daerah terpencil atau dengan akses terbatas ke sumber daya pendidikan dapat berpartisipasi dalam kelas virtual dan mengakses pendidikan berkualitas tinggi dari mana saja di dunia. Lebih lanjut, pengalaman belajar yang dipersonalisasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa sehingga dapat mendorong lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan adil.

Mengintegrasikan teknologi metaverse ke dalam pendidikan memiliki dampak positif dan negatif. Di sisi positif, Metaverse menawarkan pengalaman yang mendalam yang meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Metaverse juga berpeluang memperluas pendidikan untuk mengakses lingkungan yang tidak dapat dijangkau karena hambatan ruang, waktu, dan biaya sehingga dapat menyelesaikan hambatan untuk pendidikan dengan memberikan akses kepada populasi terpencil atau kurang terlayani (Tlili et al., 2022). Selain itu, kolaborasi dapat berkembang di kelas virtual sehingga dapat meningkatkan keterampilan teamwork dan skill bersosialisasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline