Lihat ke Halaman Asli

ANBK, Penilaian yang Validkah?

Diperbarui: 21 September 2022   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Mengutip dari Kemendikbud, Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan mengukur input, proses, dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. 

Ada tiga hal yang diukur dalam ANBK, yaitu asesmen kompetensi minimum (AKM) mencakup tes literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.

Tes literasi dilaksanakan agar dapat mengukur kemampuan murid dalam memahami dan menguasai berbagai jenis teks. Tes numerasi mengukur kemampuan berpikir siswa dengan menggunakan perhitungan dalam menyelesaikan suatu persoalan. 

Sedangkan survei karakter mengukur siswa dari enam karakter profil pelajar pancasila yaitu berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif dan yang terakhir survei lingkungan belajar. ANBK dilaksanakan secara serentak pada tanggal 19 -- 20 September 2022.

Ada pengalaman menarik saat mengawas ANBK di salah satu sekolah ternama di Jakarta. Di hari pertama anak-anak begitu antusias mengerjakan soal literasi. 

Mereka serius membaca teks yang lumayan cukup panjang karena memang soal literasi membutuhkan konsentrasi dan pemahaman secara komprehensif agar dapat menjawab dengan tepat setiap pertanyaan yang tertera. Setiap soal diberikan ilustrasi atau gambar sehingga anak-anak tidak terlalu jenuh dengan teks yang ada. 

Namun, kenikmatan tersebut tidak berlangsung lama. Diawali dengan satu anak yang mengangkat tangan dan berkata "Pak, tolong punya saya direset, pak." Akhirnya merembet ke anak-anak lain. Sampai detik terakhir waktu tes  selesai masih ada anak yang meminta reset akun sampai 50 kali lebih. 

Reset akun ternyata terjadi juga di hari kedua ANBK saat mengerjakan soal numerasi. Kendala jaringan atau server eror membuat anak-anak tidak bisa fokus dalam mengerjakan soal bahkan ada anak yang tidak selesai dalam mengerjakan soal karena waktu habis untuk reset akun, relogin, restart dst.

Pengalaman di atas mungkin hanya satu contoh dan mungkin juga hanya terjadi di beberapa sekolah. Namun, hal tersebut harus dijadikan refleksi dan evaluasi bersama. 

Bila memang akan dijadikan parameter untuk menilai kualitas sekolah maka pemerintah harus memastikan fasilitas, sarana, prasarana yang ada memadai untuk pelaksanaan secara serentak di seluruh Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline