Lihat ke Halaman Asli

Konsistensi dan Konsekuensi Janji Baptis!

Diperbarui: 28 November 2021   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Minggu 28  November 2021

Luk 21:25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." 34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Renungan

Ada orang mengatakan menanti itu menjemukan. Menunggu itu membosankan. Pernyataan ini benar ketika si penanti bersikap pasif saja. Si penunggu tidak kreatif. Waktu menunggu membikin jemu. Waktu menanti terasa lama sekali.  

Sebelum masa pandemi, tiap siang hari saya harus menjemput istri pulang kerja di tepi jalan raya Sleman Muntilan. Kadang dari rumah bawa buku bacaan. Membaca sekian halaman, mengasyiikan. Atau dua tiga kali berdoa rosario dalam hati bermodalkan sepuluh jari.  Tak terasa lama, istri sudah di depan mata. Menanti dengan aktif tidak menjemukan. Menanti secara kreatif tidak membosankan. Menunggu dengan aktif dan kreatif mensukacitakan.

Bagi Gereja Katolik, minggu lalu, minggu biasa ke 34, merupakan  minggu Kristus Raja Alam Semesta. Minggu pamungkas Tahun Liturgi Gereja. Simbolik akhir perjalanan hidup murid-murid Kristus menuju pada puncaknya, bersama Kristus Sang Raja Alam Semesta.

Minggu ini Gereja Katolik memasuki Tahun Liturgi baru. Minggu Adven Pertama. Kata "adven" bermakna penantian kedatangan. Misteri Yesus, misteri inkarnasi, misteri Allah yang telah memanusiakan diri 2021 ribu tahun lalu, tetap merupakan misteri. Kedatangan-Nya kembali juga merupakan misteri.  Sebuah penantian eksistensial. Kenapa? Karena ketika lalai dalam kehidupan ini, keselamatan dalam Kristus kehilangan essensinya.

Bacaan Injil hari ini mengajak untuk berjaga-jaga. Waspada. Siap didatangi-Nya. Agar keselamatan, persatuan dengan Allah menjadi nyata dan paripurna. "Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat. 

Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.  Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

            Bagaimana menanti dengan aktif kreatif menyambut kedatangan-Nya? Dengan konsisten dan konsekuen pada janji babtis yang telah kita ucapkan.

Menjelang dibabtis kita ditantang imannya dengan pertanyaan "Percayakah akan Allah Bapa ... percayakah akan Yesus Kristus ... Percayakah akan Roh Kudus ...?" Kita menjawabnya "Aku percaya!" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline