Lihat ke Halaman Asli

"Sing Slinthat-slinthut Sluman-slumun Slamet, Sinubya-subya?"

Diperbarui: 10 Agustus 2021   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bacaan Selasa 10 Agustus 2021

Yoh 12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Renungan

Hari-hari ini saya panen buah nangka. Tetangga kanan kiri muka belakang ikut merasakan. Manis rasanya, lumayan besar dan tebal dagingnya, begitu komentar mereka. Mereka pada menanyakan asal mula bibit tanaman buah nangka itu. Saya sendiri tidak mengenal sejarah keberadaannya. Yang saya tahu,  sudah lebih dari 15 tahun tanaman itu tumbuh  hidup di kebun belakang rumah. Satu yang pasti, tanaman itu mengikuti hukum kehidupan. Dari satu biji buah nangka,  tertanam dalam tanah, tumbuh, mekar, akhirnya berbuah limpah.

Bacaan Injil hari ini menarasikan kisah Yesus yang mengikuti hukum kehidupan itu. Kisah yang mendahulu teks ini adalah banyakorang yang menyongsong dan mengelu-elukan kedatangan Yesus ketika menuju Yerusalem. Mereka mendengar Lazarus yang sudah mati, oleh Yesus dihidupkan kembali. Sehingga orang-orang Farisi pada meributkannya. "Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil,lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia"

Benih-benih kebaikan, kebenaran dan keindahan mengikuti hukum kehidupan. Benih yang ditaburkan Yesus, tertanam, dan mulai tumbuh bermekaran. Ada hukum kehidupan, bahwa biji harus dikuburkan dalam tanah, agar biji kehidupan tumbuh dan mekar. Yesus menggunakan hukum kehidupan ini, untuk membuka selubung diri-Nya. Lewat kenyataan hukum kehidupan ini, Yesus mewahyukan diri. Siapa Yesus?

Yesus adalah biji gandum kehidupan. Dan biji ini harus setia mengikuti hukum kehidupan.  Biji harus dibenamkan dalam tanah, dikuburkan. Begitulah gambaran resiko yang akan dialami Yesus Sang Kebaikan, Sang Kebenaran dan Sang Keindahan. Yesus mengenalkan pada khalayak episode akhir perjalanan hidupnya. Bahwa Yesus akan disingkirkan, ditangkap, dianiaya, disalibkan, diTANAM dan diKUBURkan. "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah". Lewat Golgota, adalah Paskah. Melalui kematian, adalah kebangkitan, kehidupan dan kemuliaan. Ini sebuah misteri pertumbuhan kehidupan..

Misteri sebutir biji terkuak dengan menanamnya, menguburnya dalam tanah. Lewat penghancuran, korban, kematian benih, muncullah pertumbuhan pemekaran perkembangbiakan, reproduksi kehidupan yang berkelanjutan. 

Risiko sebagai biji inilah yang dialami Yesus dan Dia wartakan. Ia harus mati untuk menghasilkan banyak buah keselamatan. Kematian merupakan satu-satunya jalan lewat mana Ia  menyelamatkan. 

Tanpa jalan kematian, Ia tetap sendirian saja, tidak menghasilkan buah. Orang banyak yang datang mengelu-elukan, menyambut dan mengikuti-Nya mesti juga siap atas resiko yang sama, yaitu salib. Siapkah mereka?

Betapa banyak yang tidak siap dengan resiko salib itu. Mereka yang bersedia kongkalingkong, memilih khianat,   justru menyambut dan memberi tempat terhormat kepada mereka yang jahat penuh maksiat. "Sing ala malah disubya-subya". Terhadap kelompok ini, Yesus mengingatkan "barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline