Lihat ke Halaman Asli

Ketika Bermasalah, Indah Melihat Allah!

Diperbarui: 3 Agustus 2021   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan Selasa 3 Agustus 2021

Mat 14:22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 

24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 

26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. 27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." 29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 

30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" 31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" 32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. 

33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah." 34 Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. 

35 Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. 36 Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Renungan

Adalah dua orang kakak beradik suka pelihara burung. Sebut saja si Kun dan si Don. Setelah mereka membeli, si Don adiknya diminta membeli pakan burung. Si Kun, sang kakak telah begitu lama menunggu, gelisah. Di carinya, kemana gerangan si Don ini membeli pakan burung.  

Dengan mata liar, Si Kun berjalan ke sana kemari sembari melemparkan pandangan matanya, mendeteksi setiap pergerakan manusia di area pasar tradisional itu. Akhirnya ditemukan si Don adiknya. Ia sedang jongkok di antara orang-orang yang sedang mengadu keberuntungan lewat menebak lintingan kertas berhadiah yang dimainkan si empunya permainan. 

Si Don ditarik, ditanya mana pakan burung yang dibelinya? Si Don terus terang belum membeli itu pakan. Uangnya habis untuk menebak lintingan keberuntungan. Gagal mencapai tujuan, membeli pakan, gegara di perjalanan melihat tawaran keberuntungan yang menggoda, sehingga lupa dan tidak setia pada perutusannya. Sialan!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline