Lihat ke Halaman Asli

Kuasa Anda Itu Berkat atau Laknat?

Diperbarui: 26 Juni 2021   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Sabtu 26 Juni  2021

Mat 8:5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." 13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. 14 Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. 15 Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. 16 Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. 17 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."

Renungan

Nearly all men can stand adversity, but if you want to test a man's character, give him power. Hampir semua orang dapat menghadapi kesulitan, tetapi jika kamu ingin menguji karakter seseorang, berikan ia kekuasaan. Begitulah pernyataan Abraham Lincoln, aktivis hak asasi manusia, pengacara dan presiden Amerika Serikat ke -16.

Saat berkuasa, ada yang menggunakan kekuasaannya sebagai amanat kepentingan pribadi dan golongan. Mereka menggunakan kekuasannya sebagai kesempatan untuk memperkaya diri sendiri, keluarga dan kelompoknya. Dia bikin kebijakan politis, program fiktif, salah gunakan kekuasaan untuk merampok uang rakyat. Semua yang dijalankan dalam suasana terselubung, tidak transparan, kongkalingkong, ujung-ujungnya dhuwit. Dalil Lord Acton power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely tepat menggambarkan penguasa busuk jahat yang menggunakan kekuasaannya untuk kebusukan dan kejahatannya.

Namun ada pula yang menjadikannya sebagai amanat untuk menjadi berkat bagi semakin banyak orang, terlebih yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan disabilitas.  Beruntunglah rakyat yang memiliki  lurah, camat, bupati wali kota , gubernur atau yang duduk di lembaga legislatif dan yudikatif,  yang menjalankan tugasnya untuk mewujudkan amanat penderitaan rakyat. Mereka utamakan kepentingan rakyat, kebaikan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Mengelola anggaran pendapatan dan belanjanya begitu transparan sehingga siapapun dapat melihat, mengecek ke mana saja tetes-tetes aliran rupiah mengalir dan dipergunakan. Kiblat hatinya adalah rakyat.

Bacaan Injil hari ini menampilkan model penguasa yang punya hati pada si sudra papa paria. Seorang perwira militer yang menyadari ketidakberdayaannya menghadapi hambanya yang terbaring tak berdaya sekian lama. Dengan empatinya, ia ungkapkan ketidakmampuannya kepada Yesus yang masuk ke wilayah kuasanya, "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita."

Gayung bersambut. Yesus menanggapinya "Aku akan datang menyembuhkannya."  Perwira yang tahu diri, rendah hati berhati mulia memohon Yesus untuk menggunakan kuasa-Nya saja. Sebagai  perwira yang sadari posisi sejatinya sebagai bawahan, ia memiliki kuasa pada prajurit bawahannya.  Dengan berkata kepada salah seorang prajurit : Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambanya: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya. Sang perwira menyadari Yesus lebih kuasa dari dirinya. Tidak perlu datang ke rumahnya. "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.

Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel" Seorang perwira militer Romawi, penjajah asing, dipandang kafir, laknat terkutuk justru begitu besar imannya. Bahkan mengalahkan iman orang-orang agamis yang rajin beribadah. Maka kata-Nya: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Imannya melenyapkan ketidak berdayaannya sebagai perwira, sekaligus kelumpuhan dan penderitaan hambanya. Dampak iman sejati perwira ini memampukan, menguatkan, memberdayakan, membangunkan, menggerakkan, mensukacitakan semua. Kuasanya jadi berkat.

Dengan berimannya sang perwira romawi, bangsa lain yang dipandang kafir ini, menjadi pertanda nampaknya semburat cahaya universalitas pengikut-Nya. Dari seluruh penjuru dunia yang dipandang kafir akan berduyun-duyun datang bagai gelombang tsunami untuk menjadi pengikut-Nya, menjadi anggota keluarga Allah.. Sementara mereka yang mengaku sebagai bangsa agamis, justru akan terpental, terbuang, tersingkirkan dari meja perjamuan keluarga-Nya. Mereka tak sempat makan bersama dalam pesta perjamuan-Nya. Mereka tidak bersatu, terpisah dari Allah, memasukkan diri dalam neraka jahanam. "Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Dipegang-Nya tangan perempuan itu, lenyaplah demamnya. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan. Dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Siapakah Yesus ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline