Lihat ke Halaman Asli

bayu aryadani

tidak ada

Pemuda Monjok Barat Minta Lahan Pemprov NTB Dikelola Pemuda Bukan Partai Politik

Diperbarui: 25 September 2021   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pada beberapa titik, aset Pemerintah Provinsi NTB tersebar di beberapa tempat termasuk di jalan mahoni belakang Kantor Imigrasi kelas 1A Udayana, tepatnya di Lingkungan Karang Kelok Baru, Kelurahan Monjok Barat. Aset ini kemudian dihajatkan agar dapat difungsikan oleh masyarakat NTB untuk hal-hal positif seperti berwirausaha, membuat sanggar pelatihan, dan lain-lain. 

Sayang, dalam prakteknya banyak lahan yang ternyata di monopoli oleh kerabat dan sayap patai politik tertentu termasuk aset yang ada di jalan mahoni kelurahan monjok barat tersebut. Monopoli lahan ini dilakukan dengan berbagai macam cara seperti membangun lembaga beridentitas kecamatan atau kelurahan padahal pada dasarnya itu adalah lembaga sayap partai politik. 

Selain dari pada monopoli lahan yang dilakukan partai politik, persoalan aset Pemerintah Provinsi NTB lainya ialah banyak lahan yang tidak terurus. Sebut saja lahan yang sudah lama tidak dikelola bahkan menunggak pembayaran pajak bumi bangunan.

Informasi itu didapat setelah beberapa kelompok pemuda Monjok Barat berdialog dengan UPTB BKAD Provinsi NTB. Yang paling mengecewakan lagi ialah pemuda asli monjok barat dimana aset itu berada tidak dapat memanfaatkan atau mengelolanya. 

Alasan yang dikeluarkan BPKAD provinsi NTB karena masa sewa lahan tersebut masih sampai tahun 2023 walaupun hingga detik ini lahan yang ingin dimanfaatkan oleh pemuda itu tak pernah dibayarkan pajaknya oleh orang/keluarga yang menyewa dan sudah banyak yang rusak karena tidak terurus sama sekali selama bertahun tahun.

Persoalan aset ini bukan hanya soal administrasi semata, melainkan jauh dari itu harus dilihat pula bagaimana niatan pemuda-pemuda NTB terkhusus yang ada di monjok barat membangun inisatif kelompoknya untuk berkarya positif. 

Jadi ketika kelompok pemuda sudah berani protes ke BPKAD Provinsi NTB dan meminta lahan tersebut untuk dimanfaatkan, itu artinya pemuda tersebut selangkah lebih maju dan bagian tak terpisahkan daripada NTB gemilang yang menjadi jargon Gubernur NTB.

Ah pemuda itu cuma panas-panas tai ayam saja.? Andai ada pemikiran semacam ini muncul, maka kami ingin pula menjabarkan bagaimana konsep pemanfaatan lahan Pemprov NTB yang ada di jalan mahoni tersebut. Pertama, pelopor dan penggeraknya adalah pemuda asli monjok barat yang secara treck record merupakan pemuda yang tekun berwirausaha selama bertahun tahun, pemuda yang disiplin ikut serta dalam segala aktivitas sosial kemasyarakatan. 

Kedua, penggunaan lahan tersebut sudah dikonsep cukup jelas yakni menjadikan lahan tersebut sebagai pusat porduksi dan marketing wirausaha pemuda asli monjok barat yang notabene sudah menjadi wirausaha sebelumnya (bukan wirausaha dadakan). 

Tempat tersebut juga akan dimanfaatkan untuk membangun industri cacahan sampah plastik dimana sebelumnya pemuda sudah mengusulkan pembelian mesin cacah plastik kepada kelurahan sejak setahun yang lalu dan kemudian dianggarkan pada tahun ini, sayang kendalanya adalah lokasi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline