Lihat ke Halaman Asli

batara tobing

Memperluas dan berbagi wawasan

Omedetou Samurai Biru

Diperbarui: 2 Desember 2022   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Omedetou Samurai Biru..

Jarang jarang tim nasional yang mewakili negara Asia yang bisa lolos dari babak penyisihan untuk melaju ke babak 16 besar piala dunia, kali ini tepuk tangan dan standing ovation panjang sangat layak diberikan kepada tim nasional sepakbola Jepang yang berhasil lolos dari babak penyisihan grup Piala Dunia Qatar setelah melibas raksasa bola Jerman dan Spanyol di fase penyisihan.

Bagaikan masuk dalam pertempuran sekigahara yang heroik dan brutal itu, dengan semangat bushido yang berapi api, akhirnya tim nasional Jepang yang dijuluki tim Samurai Biru ini akhirnya memenangi perlawanan tim nasional Spanyol untuk melaju ke babak 16 besar piala dunia Qatar. Sekaligus menjadi juara grup serta menyingkirkan tim Costa Rica dan Jerman yang selama ini merajalela di piala dunia dan beberapakali menjuarai kejuaraan piala dunia.

Itulah kejadian mencengangkan di Stadion Khalifa International subuh tanggal 2 Desember 2022 WIB hari ini sekaligus membuat rakyat Jepang berteriak histeris dan berpesta pora.

Tim yang sejak awal tidak diperhitungkan diantara raksasa sepakbola dunia membuktikan bahwa bola itu bundar, apapun dapat terjadi dan hasilnya sulit untuk diprediksi.

Namun kinerja timnas sepakbola Jepang ini tidak terlepas dari pembinaan spartan dan konsisten selama bertahun tahun dipadu dengan semangat bushido para samurai yang menjadi etos kerja di negeri sakura itu.

Tentu kita masih ingat di tahun 1960an atau 1970an (lupa tahunnya), serombongan penggiat sepakbola Jepang datang ke Indonesia, mereka belajar bagaimana caranya bermain sepakbola yang baik serta cara mengorganisir kompetisi sepakbola yang sehat.

Kini lihatlah hasilnya, kini Indonesia tertinggal jauh dari prestasi tim sepakbola Jepang, ibaratnya murid mengalahkan guru, mereka melaju dengan prestasi mengagumkan dan mencengangkan di tingkat kejuaraan dunia.

Mungkin inilah tradisi belajar orang Jepang yang berlaku disemua lini aktivitas ala Restorasi Meiji diprakarsai Kaisar Matsuhito, yaitu dengan cara ATM, Amati, Tiru, Modifikasi.., yang bahkan telah berhasil menunjukkan kedigdayaan militer Jepang dimasa lalu serta perkembangan teknologi dan produksi dimasa kini yang barang barang produk mereka merajai pasar dunia. Tidak lain dan tidak bukan, termasuk didorong semangat bushido yang terkenal mampu mendorong seseorang melakukan hal hal mustahil menurut akal normal.

Bagaimana dengan perkembangan sepakbola Indonesia yang dahulu kala penah menjadi tempat bertanya pegiat sepakbola Jepang?, suka atau tidak suka prestasi terkini boleh dikatakan bak berjalan seperti keong, seret prestasi, bahkan ditingkat Asean masih berada dibawah bayang bayang Vietnam, Thailand dan Malaysia.

Bandingkan dengan tim nasional Indonesia yang pernah mewakili Asia di laga Piala Dunia sebagai tim Hindia Belanda yang digelar di Stadion Reims Perancis ditahun 1938, dengan pemain pemain dari suku Jawa, Maluku, Tionghoa, Indo Belanda dengan pelatih asal Belanda Johannes Christoffel Van Mastenbroek. Itulah catatan NIVU (Nederlandche Indische Voetbal Unie), organisasi sepakbola yang berkiprah sebelum lahirnya PSSI, prestasi yang sampai sekarang tidak kunjung dapat disamai oleh PSSI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline