Lihat ke Halaman Asli

batara tobing

Memperluas dan berbagi wawasan

Satu Kurang, Dua Kebanyakan..

Diperbarui: 26 Mei 2021   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hanya terkenang pada masa masa mahasiswa, pengalaman menjadi  anak kost dengan rutinitas ngemi, menikmati makanan  andalan mie instan yang menjadi ciri anak kost terutama disaat duit sedang cekak.

Kegiatan melahap mie yang diunggah oleh gubernur Ganjar di media sosial ditanggapi beragam oleh netizen mulai dari komen kocak menghibur sampai kepada komen serius yang bernuansa politis. Unggahan ngemi gubernur Ganjar dengan komentar saat "ngemi"; satu kurang, dua kebanyakan..,  maksud unggahan sebenarnya adalah tentang produk mie instan yang dikemas tanggung bagi anak kost pada umumnya. Mengkonsumsi satu bungkus produk mie instan memang "kurang nendang" diperut anak kost, namun bila mengkonsumsi dua bungkus sekaligus akan melebihi porsi untuk dinikmati seorang diri. Entah itu cara berjualan dengan cara kemasan produk yang disengaja oleh produsen mie instan, kurang tahu juga.

Namun yang menarik, unggahan ngemi sang gubernur yang  dibuat saat dirinya dengan sengaja tidak diundang oleh partai PDIP yang melakukan kegiatan politik yang dibungkus dengan acara Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bagunan Cagar Budaya di kantor DPD PDIP Jawa Tengah di Semarang, wilayah Ganjar Pranowo sebagai kepala daerah dan juga sebagai kader partai PDIP senior.

Tidak diundang disaat partai dimana dirinya dibesarkan melakukan perhelatan "dihalaman rumahnya sendiri", tentu dengan terang benderang mengisyaratkan pesan kuat yang ingin disampaikan oleh ketua partai PDIP Puan Maharani yang bertujuan menyindir keras kelakuan dan kegiatan gubernur Ganjar yang belakangan ini dianggap gencar beraktivitas di dunia medsos untuk tujuan rating menuju 2024. Begitulah ekspresi para politikus disaat merasa terganggu, tersaingi atau terganjal mencapai tujuan pribadinya, terkadang ditunjukkan dengan cara khas, berupaya memperlihatkan ketidak sukaannya dengan mempermalukan saingan politiknya mirip cara anak ABG cari perhatian untuk mengatasi dan memperlakukan geng lawannya.

Sebenarnya bukan hanya cara berpolitik, dalam berkegiatan sehari hari juga cara cara seperti itu lazim juga terjadi, budaya kurang sreg dengan aktivitas orang lain yang dianggap berlebihan.

Seorang pegawai negeri misalnya, jangan sampai melakukan kegiatan melebihi perintah atasannya, walau sebetulnya ingin menunjukkan kinerja yang lebih baik. Ada kalanya kegiatan melampaui perintah atasan bisa dianggap lebay juga. Oleh karena itu melakukan perintah atasan harus ditakar seadanya, walau kelihatan belum optimal jangan bertindak dengan cara cara melebihi perintah atasan, bisa bisa dianggap mbalelo..

Apakah ungkapan Ganjar ; satu kurang, dua kebanyakan.., ingin mengungkapkan kondisinya  sebagai kader senior PDIP ini sebagai sebuah curhatan yang merasa aktivitasnya sebagai gubernur dan bermedsos ria yang berhasil mengangkat pamornya sebagai politikus sebagai kegiatan berlebihan yang menabrak tembok pimpinan partai PDIP tempatnya bernaung yang mengganggu kepentingan pemilik saham pengendali di partainya, wallahualam bissawab.., kelakuan para politisi memang sering aneh dan tidak mudah ditebak...

Namun yang pasti, saat ngemi seorang diri, karena satu kurang, dua kebanyakan, pilih saja mie instan dengan kemasan jumbo, mungkin porsi itu cukup nendang diperut...

Tanjungsari, 26 Mei 2021.

Batara Tobing.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline