Lihat ke Halaman Asli

Basuki Kurniawan

UIN KHAS Jember

Nirwana (Khayangan) di Negeri di Atas Awan B29

Diperbarui: 17 Juni 2018   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://arifyogatravel.blogspot.com

Ketika anda melihat keindahan alam nan lestari, disitulah engkau akan melihat Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Abadi. Tuhan menitipkan alam ini untuk manusian agar memanfaatkannya secara bijak. Dari alam engkau akan mendapatkan pelajaran tentang makna keselarasan, antara Tuhan, manusia dan alam semesta demi menggapai nirwana.

Gulita masih menyelimuti Lumajang malam itu, hanya penerangan dari rumah penduduk dan  lampu kendaraan yang berpapasan membantu menerangkan kendaraan motor  yang kami kendarai. Perlahan, rintik-rintik air yang mulai sedikit demi sedikit membasahi setiap sisi jalan sempit di sebuah perbukitan membuat kabut  tipis semakin menebal. Jalan aspal  menuju ke argosari yang cukup sudah sekian lama dilalui kendaraan bermuatan berat dan termakan oleh cuaca membuat medan sulit untuk dilalui dan perlu ekstra waspada.

Membayangkan sebuah mimpi bisa berdiri bersama kekasih, sahabat maupun kerabat dekat untuk menggapai nirwana yang sejati di kelilingi para penghuni khayangan nan abadi menjadi hal yang tidak mungkin terlupakan dalam hidup ini. Dalam kehidupan manusia, nirwana adalah pencapaian tertinggi selama singgah di dunia ini.

Nirwana dalam bahasa sangsekerta berarti "kepunahan" atau "pemadaman", yang dimaksudkan  adalah kebahagian tertinggi atau suatu keadaan kebahagian abadi yang luar biasa yang dapat diraih oleh seseorang disaat mampu menghilangkan rasan "aku" dalam dirinya, dapat juga menghilangkan "ego" dalam hatinya, kemudian dia tersadar bahwa semua itu merupakan pemberian dan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Nirwana bukanlah tempat khusus dan bukan pula sebuah ketiadaan. Nirwana tidak sama dnegan surga, melainkan keadaan khusus yang tercipta disaat diri manusia melebur ke dalam Ke-Agungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hanya dengan perbuatan mulia, dan menyadari kehadiran diri manusia itu di dunia tiada lain adalah untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta sadar bahwa semua hal ini merupakan pemberian Tuhan Yang Maha Esa, manusia dapat mencapai nirwananya. Begitu juga khayangan berasal dari bahasa sangsekerta Ka-Hyang-an yang dirangkai bermakna tempat tinggal para Hyang atau leluhur.

Dalam harfiahnya, Hyang merupakan suatu keberadaan spiritual tak kasat mata yang memiliki kekuatan supranatural bersifat Ilahiyah yang hanya dapat dirasakan melalui mata bathin. Sehingga bisa disimpulkan bahwa yang yang tingal di khayangan bukanlah makhluk berbadan manusia sebagaimana kita yang tinggal di bumi ini. 

Khayangan merupakan sebuah tempat khusus yang berada di dimensi khusus pula, dimana terletak tempat tinggalnya dewa-dewi, resi, orang sudi dan kesatrian utama dari berbagai zaman kehidupan.  Dan sebagian  dari mereka yang tinggal disana memang berasal dari bumi, hanya saja mereka adalah orang-orang pilihan yang sudah pernah meraih nirwana dalam kehidupannya (Kirana Magazine -6th edition)

Perjalanan 1,5 jam lamanya menuju B29 atau bukit di ketinggian 2900 meter dari pemukaan laut (mdpl), dari Kabupaten Lumajang ini bukanlah sekedar perjalanan biasa yang  hanya mencuci mata dnegan keindahan suguhan pesoan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang tleha menjadi magnet untuk kami datang kesini. Tepat kiranya 04.00 dini hari, akhirnya kaki ini bisa menginjakkan tanah di desa Argosari, kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur , dimana awal pintu masuk menuju B29.  Kami langsung berlanjut memilih ojek yang sudah siap mengantarkan kami ke Puncak B29 dengan motor mereka bertujuan untuk melihat indahnya sunrise pagi ini.

Para ojek memang sangat lihai dan terampil melintasi jalanan gelap, sempit, licin dan menanjak karena sudah terbiasa melintasinya terlebih dari bawah hingga puncak sudah ada jalan berpaving yang amat bagi para pemula penikmat gunung. 15 menit saja perjalanan menuju titik hentian terakhir, disini banyak wisatawan dengan jaket tebal berwarna-warni bersenda gurau di warung-warung kecil sambil menghangatkan tubuh dengan segelas kopi hangat di Puncak Negeri Khayangan B29.

Sedikit rona merah telah terlihat di langit, perlahan melawan dingin yang merasuk ke dalam tubuh sambil meniti titian anak tangga untuk sampai di puncaknya. Lampu-lampu rumah masyarakat Tengger dilihat dari ketinggian tampak seperti kilau permata tersebar di tanah Argosari. Tenda-tenda para wisatawan yang bermalam di puncak ini mulai  ditinggalkan penghuninya, ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, canda tawa dan mengabadikan momentum indahnya sang surya mulai terbit menyinari bumi Lumajang dan Bromo.

Mata ini seakan tidak mau berkedip melewatkan  keindahan luar biasa dnegan singgasana langit yang mulai membara. Kaki ini seakan berdiri di atas awan, sambil menatap indahnya kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru meliputi daerah Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Malang yang namanya sudah terkenal hingga mancanegara. Awan-awan seakan tumpah menutupi lautan pasir pegunungan ini, letupan asap kecil yang keluar dari gunung Bromo dan Semeru menambah warna-warni pesona Negeri Khayangan B29.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline