Lihat ke Halaman Asli

Maya, Bukan Penyamun

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tebing tahun ini legenda kata menyerut nyali kidung kidung debu suci penyair.

Pijahan kata menguak mata jendela yang mungkin disetiap sirat terlafal sarat mengaramkan rasa.

Secantik romannya mengemban santun disetiap gelaran naluri imajinasinya meraba, mengulum magma roh rabbani.

Gema disudut catatan sunyi hati, dendam kerinduan, terjal kasih berbara sarat menyapa asma asmapemabuk yang kehausan renungan tuk memercikan air suci dijiwanya.

~

Maya, tundukkanlah raut muka disetiap lengang parit hati pemuja, dendangkan lekuk ranting jari jari tangan diantara pelataran malam.

Teriakkan sekeras petir, bait bait relung dari dasar laut. Raih dan gelorakan jati diri yang tersembunyi dari sebuah sekian tanya. Dan sembunyikan yang seharusnya kau karamkamn dipijakkan telapak kaki.

~

Maya,,, pastikan disana selalu berkata dan jawab sendiri...

Maya,,,





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline