Lihat ke Halaman Asli

Korelasi KPK dan Koruptor, Mana yang Perlu Dihabisi?

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama sudah tidak posting di kompasiana, terakhir kali saya posting pada bulan april lalu. Inspirasi menulis di kompasiana hilang begitu saja begitu melihat post-post para member kompasiana yang sangat bagus-bagus. Namun sebelum memulai pembahasan dari Korelasi KPK dan Koruptor, Mana Yang Perlu Dihabisi ? saya turut prihatin bagi member kompasiana yang terkena cyberbullying. Semoga hal ini tidak terjadi lagi.

Inspirasi judul postingan Korelasi KPK dan Koruptor, Mana Yang Perlu Dihabisi ? hadir secara spontan, setelah saya membaca post dari saudari  Cici Suci Maulina yang berjudul Andaikan Aku Ketua KPK yang saya liat postingan tersebut mungkin hadir karena lomba blog KPK.

Setelah membaca artikel tersebut, tiba-tiba saja terbersit di dalam pikiran saya, KPK dihadirkan untuk menggembosi para koruptor di negara ini, nah seandainya koruptor di negara ini tidak ada, apakah KPK akan tetap ada di negara ini ?

Secara tidak langsung, mau tidak mau ternyata selama ini saya dihadapkan kepada situasi dan kondisi harus menerima kalau di negara ini harus ada koruptor nya, dan pemerintah mengamini bahwa korupsi itu harus berlaku di negara ini, korupsi tidak boleh dihapuskan di negara ini. Untuk itu pemerintah mendirikan satu lembaga yang diberi nama Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK.

Saya tidak habis pikir beberapa kali ada seruan di negara ini dengan slogan SAVE KPK, Selamatkan KPK, yang berarti Jangan STOP Korupsi, Korupsi harus berjalan, Korupsi harus tetap ada. Karena kalau Korupsi tidak ada maka KPK tidak akan ada.

Selama ini saya sangat mendukung kinerja KPK dalam membongkar kasus-kasus korupsi yang terjadi di negara ini, yang mengabitkan kerugian dalam keuangan negara. Tapi setelah membaca artikel saudari Cici Suci Maulina saya dihadapkan pada suatu dilema, ternyata ada yang hilang dari pandangan kasat mata dan terlewat dari pemikiran yang ada.

Siapakah yang harus ada , KPK kah atau Korupsi kah yang harus ada ? Keterkaitan akan kehadiran lembaga KPK  sangat erat dengan adanya Korupsi, dan sebaliknya keberadaan Korupsi juga sangat erat akan kehadiran suatu lembaga yang bernama KPK.

Saya secara pribadi akan memilih  di negara kita Indonesia tercinta ini,  kedua-duanya baik KPK atau Koruptor tidak perlu ada lagi.

Korelasi antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Koruptor... Jika Koruptor tidak ada maka KPK tidak akan ada... Jika KPK ada itu artinya KORUPTOR ada.... Yang mana yang harus di hapus terlebih dahulu... atau bagaimana untuk menghapus kedua-duanya ?????


STOP KORUPSI, LALU BUBARKAN KPK atau BUBARKAN KPK, LALU STOP KORUPSI, atau STOP KORUPSI dan BUBARKAN KPK.





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline