Lihat ke Halaman Asli

Ilham Fatahillah

Man Jadda wajada

Inilah Teori Memilih Istri Terbaik Menurut Pakar Matematika

Diperbarui: 22 November 2018   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nikah

Taukah anda siapakah penemu bilangan 0 (nol)? Beliau adalah salah seorang ulama Islam yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Musa Al Khawarizmi. Ulama ini sangat ahli matematika. Tanpa jasa beliau, mungkin sampai sekarang kita akan kesulitan menemukan angka 0 (nol) dan sulit melakukan perhitungan matematika atau transaksi keuangan. Beliau dilahirkan di Khawārizm (Khiva, Uzbekistan) sekitar tahun 780M. Dan selanjutnya beliau lebih dikenal sebagai Al Khawarizmi.

Al Khawarizmi juga mendapat julukan sebagai Bapak Matematika dan Bapak Aljabar. Mendapat  sebutan Bapak Al Jabar karena metode aljabar dalam pelajaran matematika itu berasal dari bukunya yang berjudul Al-Jabar. Buku karyanya itu membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Tidak hanya mahir di bidang matematika, Al Khawarizmi juga ternyata ahli astronomi dan astrologi. Wow, hebat dan luar biasa. Kita sebagai ummat Islam patut merasa bangga punya ulama sehebat ini.

Dari kepandaiannya dalam merumuskan teori-teori matematika, beliau juga bisa membuat teori tentang cara mencari istri terbaik. Suatu hari, Al Khawarizmi ditanya tentang calon istri terbaik. Penemu bilangan nol ini kemudian menjawab dengan menggunakan rumusnya.

“Agama itu nilainya 1, sedangkan hal lain nilainya 0.

Jika wanita itu shalihah dan baik agamanya, maka nilainya 1

Jika dia cantik, tambahkan 0 di belakangnya. Jadi nilainya 10

Jika dia kaya, tambahkan 0 lagi dibelakangnya. Jadi nilainya 100

Jika dia keturunan orang baik-baik dan terhormat, tambahkan 0 lagi. Jadi nilainya 1000

Sebaliknya jika dia cantik, kaya dan nasabnya baik tetapi tidak punya agama, nilainya hanya 0.

Berarapun 0 dihimpun, ia tetap 0”

Begitulah jawaban hebat dari seorang pakar matematika. Al Khawarizmi mengajarkan kepada kita, bahwa mencari istri itu harus mengutamakan faktor agama. Bukan karena kekayaan, kecantikan, atau hal-hal yang bersifat duniawi semata. Jika agamanya baik, niscaya kelebihan-kelebihan yang lain akan menjadi kebaikan yang berlipat ganda. Namun jika agamanya tidak ada, maka tidak berguna segala kelebihan wanita itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline