Tarawih hari pertama selalu menyimpan cerita sendiri. Cerita dari masa kecil kita sampai sekarang masih terngiang, seperti membaca sebuah kisah dalam buku cerita. Dimana saat awal memasuki ramadhan maajid dan mushola terasa sempit saking banyaknya jamaah, dan menyusut seiring mendekati lebaran. Kisah saat selesai tarawih kita duduk menunggu hidangan yang diberikan secara bergilir.
Bulan kebajikan dimana setiap umat berlomba-lomba berbuat baik dan saling berbagi. Masjid dan musholla bersautan melantunkan ayat suci dan juga ceramah. Shalat fardu, sunat dan belajar kajian agama. Takjil untuk berbuka dan tadarus mengalir bagai sumber air yang tak pernah kering. Ngabuburit menjadi pengisi waktu, saat sore menanti berbuka puasa.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)