Sejak masuk zona hijau dan diketoknya Perbub tentang adaptasi kebiasaan, kini ramai orang hajatan seperti cendawan dimusim hujan. Hampir disetiap sudut gang sound sistem berbunyi bersahut-sahutan. Bahkan kita sering mengeluh melihat surat undangan hampir setiap hari, bahkan dalam satu hari bisa bertumpuk-tumpuk.
Bisa dipahami selama ini masyarakat menahan untuk membuat pesta resepsi dengan alasan pembatasan berkumpul. Kini setelah kran resepsi dibuka walau dengan tetap menggunakan protokol kesehatan. Ramainya hajatan membawa berkah banyak pihak, mulai dari tukang rias, tenda, sound system, catering sampai odong-odong.
Kok odong-odong? Ya, odong-odong kini diminati masyarakat untuk mengiring penganten. Banyak alasan mengapa odong-odong diminati sehingga di waktu tertentu jalanan seperti lautan odong-odong. Yang pertama pasti karena murah dan memuat banyak penumpang.
Selain itu masyarakat memanfaatkan odong-odong untuk jalan-jalan. Jadi setelah mengantar penganten pulangnya mengambil rute terjauh. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri walau mereka harus bayar sendiri. Mereka juga bisa membawa anak-anak tanpa harus takut anaknya mabok perjalanan. (KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)