Lihat ke Halaman Asli

Band

TERVERIFIKASI

Let There Be Love

Mau Menang Lawan Vietnam? Cermati Taktik Ini

Diperbarui: 9 Desember 2019   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar dari indozone.id

Vietnam punya program sepak bola yang jelas dimulai sejak 2001 di inisiasi oleh FIFA Foundation, dan di operasikan oleh Federasi Sepakbola Norwegia (NFF) bersama Federasi Sepakbola Vietnam (VFF), meluncurkan proyek kerjasama, Sepakbola Untuk Semua di Vietnam, Football For All in Vietnam (FFAV). 

Dimulai dari akar rumput yang dalam dua tahun kemudian berdiri 216 klub dengan 190 team terbentuk, dengan 1900 pemain dari strata sekolah dan pusat masyarakat. Sehingga setiap tahun terlaksana 300 event sepakbola yang melibatkan peningkatan pendidikan, penyuluhan lingkungan sampai penyuluhan mengenai HIV/AIDS.

Itulah awal kebangkitan sepakbola Vietnam, yang berkembang pesat dalam prestasi sepakbola Vietnam  yang mulai ditakuti di kawasan Asean bahkan Asia dengan perolehan finalis AFC tahun lalu  karena dijegal Uzbekistan di injury time. Namun penduduk negri bangkit sepakbola itu tetap merayakan dengan mendustakan Negara konservatif ini dengan rambut rambut lurus mereka, mereka biarkan jatuh berjuntai sambil berpesta. Mengangkat gelas  "bia hoi", bir segar murah Vietnam.

Sementara di lapangan, pelatih terakhir Park Hang-seo masih menggeluti perubahan strategi total yang paling gres yaitu "attacking on the break" sebagai penajaman dari serial "counter attack". Hal inilah yang mengalahkan tim Garuda Muda Indonesia pada babak kedua, saat laga grup B. Saban musuh kehilangan bola, the golden star muda Vietnam akan menyerang tanpa ampun. 

Pelatih oppa Park, memang tidak saja menyalin pola Jerman yang memang sudah terbentuk dalam sepakbola Vietnam, tapi dia mengolahnya menjadi extra defender, extra mdfielder untuk membentuk kotak pengontrol di tengah pitch, sehingga memaksa lawan memainkan bola di flanks, yang sungguh lebih mudah dikontrol. 

Cuma saya agak heran menyaksikan babak pertama grup B, Vietnam memainkan 3-4-3, seakan menganggap remeh kotak tengah Indonesia yang melawan dengan 4-3-3. Hasilnya selain oppa Park kaget dengan wing back Garuda Asmawi dan van Djin yang menopang midfield kita di bagian depan kotak penalti Vietnam, hingga mengganjar satu gol di babak pertama.

Makanya begitu babak kedua Vietnam kembali ke habitatnya 4-4-2, format defender dan midfield jadi fleksibel  namun menjadi dominan 3-5-2 atau 4-4-2. Akibatnya betul, flanks Garuda tidak jalan sehingga midfield juga berantakan. Sehingga tidak ada jalan lain selain Garuda bertahan dengan Vietnam hampir menguasai setengah lapangan dan goal hanya tinggal menunggu waktu.

Selain unggul ilmu bola sepak yang standard, Vietnam juga pantang menyerah. Style pemainnya hampir sama, terlihat textbook. Cara menyepak depan, samping dan cara menahan bola dan berlari mennyongsong blok  adalah gaya eropa. Barangkali satu satunya kesebelasan asia tenggara yang mengklaim walaupun enggak resmi, sepakbola yang benar dilakukan oleh tim Vietnam. 

Mungkin masih ingat di otak kita akan omongan mantan pemain Vietnam Van Sy Hung bahwa timnas Indonesia amatiran, enggak punya pola, enggak bisa control hanya bisa melambungkan bola. Saat kualifikasi piala Dunia zona Asia, saat itu kita kalah 1-3. Ngeselin juga sih, tapi kalo dibaca umpatan netizen lebih parah, bro!

Namun sekarang mungkin oppa Park mulai berpikir dua kali untuk bahkan meremehkan Timnas, bisa menjadi memalukan buat dirinya seandainya Vietnam ternyata kalah, karena terlalu pede ketika tau lawannya Garuda. Tak  ada jalan lain selain Vietnam akan bermain berhati hati dan wait and see, tidak seperti laga grup B kemarin dimana dengan formasi 3-4-3  terlihat nyata ambisi mereka langsung ingin cepat mencetak gol karena menganggap lawannya cemen.

Untuk cara memukul pecah formasi Vietnam akan menjadi pikiran uda Sjafri, tapi jangan kebanyakan pikiran, nasehatku adalah gunakan permainan tengah bola pendek dan umpan terobosan dengan jendral Dimas sebagai jangkar  tengah bergerak bersama Abimanyu, Zulfiandi atau penggantinya (Mila siapa lagi lupa?). ini berguna untuk mengoyak balon tengah yang akan diciptakan Vietnam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline