Lihat ke Halaman Asli

Setelah Pilpres 2019, Indonesia Bakal Menemui Kegagalan Besar

Diperbarui: 19 Januari 2019   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : redsearch.org

Dalam memimpin bangsa, Jokowi hampir benar. Dia menghadirkan negara, untuk menyelesaikan masalah kronis di berbagai bidang. Satu kekurangan, Jokowi memandang persoalan bangsa dari prespektif bumi, mengabaikan kekuatan langit.

 
Empat tahun lebih Jokowi berkuasa, sementara dia tidak memahami sejarah seperti yang termuat di dalam Pembukaan UUD 1945, terutama Paragraf 3.

"Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya," ini fakta sejarah yang tidak dipahami dengan baik okeh Jokowi.

Substansi alinea tiga menunjuk secara nyata, bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia tidak lepas dari campur tangan langit. Perjalanan selanjutnya, mulai dari hari pertama merdeka hingga debat Capres dan Cawapres 17 Januari  2019, campur tangan langit terus berlansung, sementara Jokowi, apalagi Prabowo Subianto, tidak menyadarinya.

Indikator ketidaksadaran itu sangat jelas. Jokowi dan Prabowo Subianto tidak memiliki kesadaran menghadirkan Pemilik Langit (Tuhan) di dalam rencana kebijakan ketika dia diberi mandat memimpin bangsa untuk lima tahun ke depan.

Mereka berdua (Jokowi-Prabowo) mengkonsep pemberantasan korupsi secara parsial. Jokowi nengandalkan transparansi rekeuitmen, Prabowo memilih menaikkan gaji aparat penegak hukum, yang di dalam dua pilihan itu tidak ada jaminan bahwa pejabat akan berhenti melakukan korupsi.

Jokowi dan Prabowo Subianto tidak mimiliki gagasan menghadirkan Tuhan ke dalam dirinya, termasuk ke dalam diri seluruh pejabat negara. Padahal sesungguhnya Tuhan sangat dekat  dan tidak pernah mangkir dalam memberikan petunjuk teknis ihwal pemberantasan korupsi.

Tingkat kedekatan Tuhan dengan manusia tidak pula dipahami oleh kedua calon pemimpin bangsa yang sedang beradu gagasan di panggung pilitik super brutal dan kering.

"Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia, dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya, daripada urat lehernya," kata Allah SWT di dalam Al-Qaf 16.

Memberantas korupsi tidak bisa dilakukan oleh siapa pun, kecuali  ada campur tangan dari langit. Manusia, menurut Gus Miftah, ora iso opo-opo. Tetapi Gusti Allah kuwi opo-opo iso.

Pilpres 2019, siapapun yang keluar sebagai pemenang, tanpa melibatkan kekuatan langit dipastikan bakal menemui kegagalan besar.  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, hanya indah sebagai sila ke lima.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline