Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Bermimpi tentang Harmoni Alami

Diperbarui: 7 Oktober 2021   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sehari-hari tanah itu diinjak-injak. Ada yang berjejak, tapi lebih banyak kita tinggal menyaksikan dampak. Tanah dan kaki tidak saling mengerti.

Tanahlah yang menjadi saksi, bagaimana dia dieksploitasi. Para pemburu kebahagiaan duniawi itu menjadi sejahtera berkesimbungan lestari.

Alam memberi kebahagiaan tak mengenal waktu. Apalagi bila sudah mengenal teknologi. Eksploitasi berlangsung setiap saat, bukan hanya sesaat. Seakan-akan hidup itu hanya mengejar uang, lalu lupa keseimbangan alam.

Kita paham tentang kegunaan air mengalir. Dari hulu hingga hilir. Harmoni tetap sulit dicari. Itu karena aliran nafsu mendominasi karena lebih melibatkan emosi.

Sebenarnya, perburuan kebahagiaan itu lebih nges bila mampu menghayati proses mengalir itu. Di dalamnya ada secercah hikmah, bahwa uang bukanlah satu-satunya tujuan yang wajib dicari.

Banyak yang mengalami, semakin tinggi hasrat menumpuk materi, terselip disharmoni. Begitu ketemu keadaan yang mengasyikkan, lalu melupakan pemuliaan tujuan.

Filsafat hidup mengalir, tentu merindu terhadap kejernihannya. Karena dari sinilah kecintaan terhadap filsafat mulai bersemi. Apalagi jika mampu melihat hakikat kehidupan dengan pertanyaan yang pekat memikat.

Ibarat membuat kalimat, filsafat tidak menyukai tanda baca titik. Dengan tanda baca koma, justru kita mampu melihat titik nun jauh di sana.

Itu mungkin terjadi, karena segala akibat itu dipengaruhi oleh sebab dasariah yang menjadi alasan bertingkah laku.

Telaah filsafat telanjur mendapat predikat rumit. Jauh dari kebutuhan kehidupan sehari-hari. Misalnya tentang harmoni.

Harmoni bersifat alami. Ada yang menggunakan kamera kesenangannya saja. Tapi tidak dilarang untuk bertanya, kenapa kesenangan itu mampu menerangi penghayatan dalam berkegiatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline