Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Antre Menyembelih Ayam

Diperbarui: 12 Mei 2021   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Dua tahun ini saya tidak mudik. Tradisi masyarakat sekitar jadi terbidik. Dua hal yang menarik perhatian adalah pasar bandeng, dan antri menyembelih ayam.

Walau pandemi, antusiasme berburu bandeng tidaklah surut. Yang dicari, berukuran besar, gurih, dan tidak berbau tanah. Konon bagian terenak dari bandeng adalah bagian perut bawah.

Kecuali bandeng, masak ayam juga banyak dijadikan pilihan. Jika punya ayam peliharaan, tak perlu repot. Bawa saja ke pasar. Di sana ada penjual jasa pemotongan ayam. Ternyata laris sekali. Peminatnya antri. Memang lebih praktis. Dan kita tahu asal usul ayam yang telah dipotong, tidak khawatir terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

Tradisi memotong ayam sendiri pernah saya alami. Ditraining sebentar lengkap dengan doa-doanya. Ayam jago yg belum tua dijadikan pilihan utama untuk disembelih. Sebagai ongkos memotong, saya pilih bagian kepala dan leher. Mungkin itu termakan harapan orang tua yang bercita-cita agar besuk anaknya sukses menjadi Kepala.

Hari raya tinggal sehari. Hidangannya sudah disiapkan, antara lain menu bandeng dan ayam. Lebaran pandemi wajib menyesuaikan dengan hidangan tradisi setempat. Dari semarak pasar bandeng, hingga antri menyembelih ayam. Setelah dihayati, kok ya nyaman-nyaman saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline