Lihat ke Halaman Asli

Bakhtiar Mustari

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar

Tim PKM UNHAS Tingkatkan Keterampilan Karya Ilmiah Tenaga Kependidikan di Kabupaten Takalar

Diperbarui: 29 September 2021   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tim PKM Universitas Hasanuddin yang terdiri dari Dr. Ir. Muhammad Jibril Tajibu, M.Si (FEB) sebagai ketua, Dr. Muh. Basir (Fisipol) dan Drs. Bakhtiar Mustari, M.Si (FEB) sebagai anggota  melakukan Pengabdian kepada Masyarakat dengan memberikan penguatan kompetensi tenaga kependidikan khususnya guru bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah berbasis digital di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Agustus 2021.

Tema pengabdian masyarakat ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa pemerintah senantiasa berupaya meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah, dimana untuk melakukan peningkatan tersebut sangat ditentukan oleh guru. Pemerintah memberlakukan program sertifikasi guru dalam rangka mendukung peningkatan mutu dan kualitas, sehingga mengharuskan para guru untuk meningkatkan kemampuannya bukan hanya dalam proses mengajar di kelas, tetapi guru juga diharapkan dapat menghasilkan karya ilmiah untuk menunjang proses belajar mengajar. Namun tidak jarang kalangan intelektual seperti akademisi, ilmuwan, peneliti, dosen, dan guru, merasa kesulitan ketika dihadapkan pada tugas pembuatan karya ilmiah seperti makalah dan artikel, lebih-lebih dalam penyusunan buku ilmiah. Padahal Sertifikasi guru dalam jabatan, dilakukan melalui penilaian portofolio, hal ini tercantum pada Permendiknas No 18 Th 2007 tentang sertifikasi guru (Sanjaya, 2007).

Pentingnya peningkatan keterampilan menulis bagi guru, disebabkan profesi guru sangat memerlukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, yang diperlukan dalam mendidik siswanya. Namun kenyataannya sebagian besar guru masih minim dalam menghasilkan karya ilmiah. Menurut Susanto (2015), rendahnya minat guru dalam melakukan penulisan karya ilmiah dapat disebabkan oleh  

(1) rendahnya kemampuan guru terkait kegiatan tulis-menulis. Pada konteks ini, rendahnya kemampuan dalam hal menulis karya tulis dapat disebabkan oleh pengetahuan kebahasaan yang kurang dipahami. Terdapat guru yang memiliki kemampuan minin akan perbendaharaan dan kosa kata. 

Dengan kata, apa yang ada didalam benak mereka tidak mampu dituliskan secara baik. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan menyusun naskah dalam bentuk kalimat logis dan efektif., bahkan ada kalimat yang sulit dimengerti. (2). keterbatasan buku bacaan sebagai referensi juga menjadi faktor pendukung kurangnya kemampuan guru dalam menulis. Untuk menyusun karya tulis dibutuhkan kerangka teori yang mendukung, memperkaya dan mewarnai tulisan penyusun maka, sehingga diperlukan referensi atau bahan pustaka. 

(3)  keterbasan waktu yang dimiliki. Artinya, guru tidak memiliki waktu luang dan cukup untuk dapat menuangkan ide dan gagasan yang ada. Kondisi ini disebabkan kegiatan sehari-hari para guru sudah disibukkan dengan pembuatan kisi-kisi, soal, analisis soal, dan juga mengoreksi ulangan harian maupun ulangan umum. Fenomena ini memperlihatkan bahwa waktu guru sudah habis di sekolah, bahkan kalaupun selesai mengajar dan sudah di rumah guru juga tidak ada waktu karena sudah sangat sibuk mengurus keluarga. Dengan demikian, pada akhirnya kesempatan guru untuk menuangkan gagasan dan ide-idenya sulit terealisasi dengan baik.

Sementara itu, menurut Supriyanto, (2017), ketidakoptimalan guru dalam melakukan aktivitas tersebut bukan tanpa alasan, tetapi karena mereka memiliki alasan masing-masing. Beberapa alasannya, antara lain "guru kurang memahami profesi, malas membaca, malas menulis, kurang menghargai waktu, guru terjebak dalam rutinitas kerja, guru kurang kreatif dan inovatif, guru malas meneliti, dan guru kurang memahami PTK. Kusumah (2010) menuliskan bahwa banyak guru yang menuntut sertifikasi atau pengembangan karir, namun sayangnya, keinginan itu tidak dibarengi dengan kemampuan menulis karya ilmiah. Padahal, salah satu prasyarat guru dapat naik golongan adalah dengan memberikan karya ilmiah.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini telah direncanakan sejak beberapa bulan sebelumnya, namun beberapa kali mengalami penundaan akibat pandemi covid-19 dan kebijaksanaan PPKM yang berkepanjangan. Namun pada akhirnya kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik melalui pelatihan tatap muka dan diikuti oleh 20 orang tenaga kependidikan khususnya guru Bahasa Indonesia tingkat SMP di Kabupaten Takalar. Acara ini juga dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, bapak Drs. Muhammad Arfah, M.AP.

Dalam sambutannya, Sekdis sangat berterima kasih kepada tim PKM Unhas yang memberikan peningkatan keterampilan penulisan karya ilmiah bagi guru SMP di Kabupaten Takalar, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kreatifitas para guru demi kemajuan pendidikan kedepan. Selanjutnya acara ditutup oleh Kabid. Pembinaan Pendidikan Dasar, bapak Rahmadi, S.Pd.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline